Raksasa teknologi Alibaba mulai melakukan uji coba teknologi chatbot AI (Artificial Intelligence) yang dikembangkan untuk menantang ChatGPT, yakni Tongyi Qianwen.
Alibaba melalui Alibaba Cloud mengumumkan di akun WeChat-nya bahwa mereka telah memulai tes Tongyi Qianwen dengan mengundang berbagai perusahaan untuk menjajal kemampuannya.
Alibaba Cloud memposting teaser di media sosial yang berisi pesan “Halo, nama saya Tongyi Qianwen. Ini adalah pertemuan pertama kita, dan saya menyambut umpan balik Anda.”
Menurut situs web tesnya, Tongyi Qianwen adalah "model besar yang merespons perintah manusia."
Dikutip dari Global Times, model ini diperkirakan akan diluncurkan secara resmi dalam acara Alibaba Cloud pada 11 April 2023, di mana Daniel Zhang, CEO Alibaba Group dan para kepala divisi Alibaba Cloud, dijadwalkan memberikan pidato.
Sejak pembentukan institut penelitian DAMO Academy pada 2017, Alibaba telah membuat kemajuan dalam bidang penelitian ilmiah canggih seperti model pemrosesan bahasa alami yang berbasis AI.
Alibaba sendiri mulai melakukan penelitian dan pengembangan untuk Tongyi Qianwen pada tahun 2019.
Pada tanggal 28 Maret lalu, Zhang mengatakan dalam telekonferensi bahwa kombinasi cloud computing dan AI sedang mengalami periode kritis pengembangan, dengan terobosan yang mendisrupsi terjadi dalam bidang generative AI.
"Alibaba akan melakukan segala upaya untuk membangun model besar pre-training AI miliknya sendiri dan memberikan dukungan aritmatika untuk model dan aplikasi yang muncul di pasar," ujar Zhang saat itu.
Di sisi lain, selain Alibaba, perusahaan teknologi Tiongkok lainnya juga telah meluncurkan atau akan segera meluncurkan chatbot AI mirip dengan ChatGPT.
Misalnya, Baidu telah bergabung dalam perlombaan chatbot AI, dengan Ernie Bot-nya yang kini terbuka untuk percobaan bagi pengguna.
Kemudian Huawei Technologies juga dikabarkan akan mengungkapkan model AI pemrosesan bahasa alaminya, yang bernama Pangu.
Baca Juga: Tak Mau Kalah, WeChat Kembangkan Chatbot Pintar Mirip ChatGPT
Baca Juga: Mampukah ChatGPT Menangkis Serangan Siber yang Diinisiasi AI?