OpenAI memperkenalkan fitur terbaru yaitu "mode penyamaran" untuk ChatGPT sekaligus meningkatkan privasi pengguna.
Mode itu memungkinkan ChatGPT tidak akan menyimpan riwayat percakapan pengguna atau menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan ChatGPT dalam artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
OpenAI mendapatkan sorotan dari berbagai pihak terutama soal privasi dan keamanan. Apalagi, ada kebocoran data terkait riwayat data browsing pengguna ChatGPT dan layanan ChatGPT yang tidak mengidentifikasi umur pengguna.
Sebelumnya, Italia melarang akses ChatGPT karena adanya indikasi pelanggaran privasi. Prancis, Spanyol dan Jerman juga sedang mengintesvigasi pelanggaran ChatGPT terkait privasi pengguna.
Mira Murati (Chief Technology Officer OpenAI) mengatakan OpenAI harus patuh pada hukum privasi Eropa dan bekerja untuk meyakinkan regulator. Fitur baru ini tidak akan melanggar privasi dan menempatkan pengguna "di kursi pengemudi" terkait pengumpulan data.
"Kami akan semakin memprioritaskan privasi pengguna. Mode ini memungkinkan pengguna mematikan "Riwayat & Pelatihan Chat" dalam pengaturan mereka dan mengekspor data mereka," kata Murati seperti dilaporkan Reuters.
Nicholas Turley (Pejabat Produk OpenAI) menyamakan ini dengan mode penyamaran browser internet, mengatakan perusahaan masih akan menyimpan percakapan selama 30 hari untuk memantau penyalahgunaan sebelum secara permanen menghapusnya.
Selain itu, langganan bisnis perusahaan yang tersedia dalam beberapa bulan ke depan tidak akan menggunakan percakapan untuk pelatihan model AI secara default.
Microsoft Corp, yang telah berinvestasi di OpenAI, sudah menawarkan ChatGPT kepada bisnis. Murati mengatakan layanan itu akan menarik bagi pelanggan yang sudah ada pada penyedia cloud.