Find Us On Social Media :

Rekor! Microsoft Beli Produsen Game Blizzard Rp1.021 Triliun

By Adam Rizal, Rabu, 17 Mei 2023 | 14:30 WIB

Pertumbuhan bisnis Microsoft melambat, tapi cloud masih tumbuh

Akhirnya komisi perdagangan Uni Eropa mengizinkan Microsoft membeli perusahaan game Activision Blizzard senilai USS 69 miliar atau setara dengan Rp 1.021 triliun. Nilai akuisisi itu akan menjadi akusisi tersebesar dalam sejarah perusahaan game kelas dunia dan nilai investasi yang terbesar dalam industri teknologi secara global.

Berkat akuisisi Microsoft, Activision Blizzard menjadi pembuat game terbesar ketiga di dunia setelah Tencent dan Sony. Activision merupakan salah satu game konsol dan PC dengan pangsa pasar yang besar di dunia, termasuk produk mereka Call of Duty dan World of Warcraft. Competition and Markets Authority (CMA) mengatakan, Microsoft akan diuntungkan secara komersial untuk membuat game-game utama Activision, seperti Call of Duty, eksklusif untuk platform game cloud-nya sendiri.

Komisi Eropa mengatakan kesepakatan strategis itu memungkinkan pengguna untuk melakukan streaming game Activision di platform streaming cloud apa pun sekaligus menjadi solusi dari kekhawatiran perselisihan antimonopoli seperti yang terjadi antara Apple dan Epic Games yang berlangsung cukup lama.

Sebelumnya, Komisi Uni Eropa telah mempelajari dan menganalisa apakah akuisisi Microsoft atas Activision dapat mendistorsi persaingan di pasar game konsol dan cloud. Salah satu regulator yang dipertanyakan adalah, apakah Microsoft dapat mengambil game Activision dan menyimpannya secara eksklusif di platform raksasa AS itu sendiri.

Microsoft berusaha menghilangkan kekhawatiran komisi atas pembuatan game Activision secara eksklusif menjelang keputusan UE. Presiden Microsoft Brad Smith bertemu dengan pejabat UE pada bulan Februari, setelah itu raksasa teknologi tersebut mengatakan akan membawa game Xbox PC ke layanan cloud gaming Nvidia. Namun, pembuat chip itu dikabarkan menolak akuisisi tersebut.

Sony Laris Manis

PlayStation 5

Sony Corporation melaporkan laba operasi atau operating income senilai 1,21 triliun yen atau Rp130 triliun pada fiskal 2022 yang berakhir pada Maret 2023. Angka itu melampaui prediksi Sony senilai 1,18 triliun Yen atau sekitar Rp127 triliun.

Kontribusi terbesar pendapatan Sony datang dari konsol game PlayStation 5 atau PS5 yang terjual senilai 19,1 juta unit PS5, lebih tinggi dibanding penjualan tahun sebelumnya.

Penjualan PS5 tidak hanya berkontribusi dalam mendongkrak performa bisnis game Sony, tetapi juga bisnis Sony secara keseluruhan. Divisi game Sony sendiri meraih pendapatan 3,64 triliun Yen atau Rp391 triliun, naik 33 persen dari tahun ke tahun (year-over-year/YoY).

Tahun lalu, penjualan Sony PS5 sempat melambat akibat kelangkaan pasokan chip semikonduktor. Kini, jumlah konsol game PS5 yang terjual sudah mencapai 38,4 juta unit.

Tak hanya PS5, divisi software Sony juga turut memberikan kontrisbusi positif dalam bisnis Sony. Pengguna aktif bulanan PlayStation Network (PSN) juga naik menjadi 108 juta. Sementara jumlah pelanggan PlayStation Plus (PS Plus) stagnan di angka 47,4 juta pengguna seperti dikutip The Verge.

Sony memproyeksikan akan meraup laba sebesar 1,17 triliun Yen atau Rp125,9 triliun pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2024 nanti. Sony juga berharap bisa menjual 25 juta unit PS5 pada tahun fiskal ini.

Terlaris di AS

Sony patut bangga dengan konsol game terbarunya PlayStation 5 (PS5) karena konsol game itu mencatat penjualan tercepat dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Padahal, konsol game itu baru dirilis lima bulan lalu.

Direktur Eksekutif NPD Mat Piscatella mengatakan Nintendo Switch telah menjadi platform perangkat keras dengan penjualan tertinggi pada kuartal pertama tahun ini.

“Sedangkan PS5 dari Sony menduduki peringkat pertama di Amerika dalam hal nilai penjualan,” ujarnya, seperti dikutip Gizmochina.

Pada akhir tahun lalu, Sony telah meluncurkan konsol game PS5 di Amerika dan Jepang pada bulan November. Kemudian konsol game itu tersedia di lebih banyak wilayah pada bulan yang sama.

Data mengungkapkan nilai penjualan konsol game Sony lebih tinggi 47 persen daripada Maret 2020, dan mencatat rekor bulan Maret sebesar US$ 680 juta (Rp 9,9 triliun), mengalahkan level tertinggi pada Maret 2008 yang nilainya US$ 552 juta.

Sementara itu penjualan konsol game Sony tahun ini sudah mencapai US$ 1,4 miliar (Rp 20,3 triliun), meningkat 81 persen dibandingkan tahun lalu.

Per 31 Maret 2022, Sony menjual PS5 lebih dari 12,8 juta unit, melebihi penjualan PS4 di tahun kedua peluncurannya.

Sony juga memimpin dalam hal penjualan aksesori, dengan pengontrol PS5 DualSense menjadi aksesori utama dalam nilai penjualan, khususnya untuk bulan Maret dan kuartal pertama tahun 2021.

Dalam berita terkait, Sony juga telah meluncurkan pembaruan PS5 baru awal pekan ini. Update itu memungkinkan penyimpanan tambahan untuk konsol dan One-Touch Play, yang menyalakan TV saat konsol dihidupkan.

Pembaruan PlayStation 5 ini juga memberi pemain kemampuan untuk melihat persentase baterai pengontrol mereka saat mengisi daya, serta dukungan 120Hz untuk monitor PC 1080p/120 Hz, yang memungkinkan gameplay 120fps.