Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengumumkan kemitraannya dengan Thales untuk mengoptimalkan cyber security Indonesia.
Pada bulan September 2022, Indonesia mengesahkan undang-undang perlindungan data yang pertama, terinspirasi oleh kerangka GDPR Uni Eropa, yang menekankan perhatian Indonesia terhadap cyber security.
Seperti yang tertera dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 tentang Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV), peran BSSN, sebagai badan utama intelijen siber dan sinyal Indonesia, adalah mengawasi dan memperkuat cyber security Indonesia.
Penandatanganan Memorandum of Understanding kemitraan ini dilakukan di Jakarta antara Kepala BSSN, Letnan Jenderal (Purn.) Hinsa Siburian, dan Vice President, Thales Asia, Nicolas Bouverot.
Menurut Hinsa Siburian, penandatanganan MoU ini dengan Thales sejalan dengan arahan Strategi Keamanan Siber Nasional (SKSN) untuk memperkokoh kolaborasi dengan perusahaan cyber security swasta. Para pemangku kepentingan SKSN terdiri dari administrator negara, pelaku bisnis, akademisi, dan masyarakat.
Ia berharap, BSSN bersama Thales dapat mengembangkan solusi yang dapat membantu Indonesia mencapai kedaulatan siber secara nasional.
Sementara Nicolas Bouverot menyatakan, kolaborasi baru dengan BSSN ini akansemakin memperkokoh fondasi cyber security Thales yang telah ada di Indonesia.
"Perusahaan, pemerintah, dan institusi di Indonesia yang paling membutuhkan jaminan keamanan siber perlu memastikan ketahanan sistem dan kegiatan mereka terhadap ancaman atau serangan siber. Dengan pengalaman lebih dari empat puluh tahun dalam keamanan siber, Thales siap mendampingi Indonesia demi mencapai kedaulatan siber. Kami akan membangun kapabilitas keamanan siber tersebut lewat pengalaman kami menangani institusi-institusi yang paling membutuhkan jaminan keamanan siber di Indonesia maupun di seluruh dunia, didampingi oleh mitra lokal kami, untuk memastikan tujuan kerja sama kami dengan BSSN tercapai,” kata Nicolas.
Sebagai perusahaan global di bidang cyber security, menurut Nicolas, Thales terlibat dalam setiap tahap pengamanan mata rantai nilai cyber security, dengan solusi mulai dari penilaian risiko hingga perlindungan infrastruktur kritis, yang didukung oleh kemampuan deteksi dan respons ancaman siber yang komprehensif.
Solusi-solusi Thales dikelompokkan dalam tiga keluarga produk dan layanan:
- Layanan keamanan siber, termasuk penilaian risiko, pelatihan dan simulasi, dan deteksi serta respons terhadap serangan siber
- Produk terpisah termasuk perangkat enkripsi dan sensor untuk melindungi sistem informasi penting
- Platform keamanan data, manajemen identitas & akses sebagai layanan solusi, dan penawaran perlindungan & lisensi cloud yang lebih luas.
Pada tahun 2023 ini, Thales berencana untuk merekrut 12.000 karyawan di seluruh dunia, termasuk lebih dari 700 ahli cyber security.