Dalam rangka mencari solusi dan terbosan bagi sistem pertahanan keamanan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Lemhanas RI menyelenggarakan seminar berjudul ““Pertahanan Cerdas 5.0 untuk Ibukota Nusantara," kemarin (29/05)
Seperti diberitakan sebelumnya, IKN akan menggunakan konsep smart city atau kota pintar. Dan rencana pengaplikasian model smart city di IKN tidak hanya terbatas pada jaringan dan infrastruktur teknologi informasi semata. IKN yang memiliki peran krusial dalam pemerintahan negara Indonesia di masa mendatang, juga memerlukan sistem pertahanan yang cerdas.
Hal inilah yang melatar belakangi digelarnya seminar Pertahanan Nasional Pertahanan Keamanan oleh Direktorat Pengkajian Pertahanan, Keamanan (Hankam) dan Geografi Kedeputian Pengkajian Strategik Lemhannas RI. Seminar ini mendiskusikan pentingnya penerapan Sistem Pertahanan Cerdas 5.0 dan implementasi konsep Smart City tersebut, terutama dalam upaya mencari solusi yang tepat dalam penerapan strategi pertahanan cerdas.
Dalam sambutannya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia, Andi Widjajanto, Ph.D., menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bentuk upaya mencari terobosan-terobosan kebijakan untuk memastikan pertahanan yang digelar di Ibu Kota Nusantara bisa sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.
“Kita melihat ada perkembangan-perkembangan teknologi baru. Kalau dalam tiga tahun terakhir ini kombinasi antara cyber, kombinasi digital dengan space yang akhirnya menghasilkan tema pagi ini smart defence yang betul-betul mengandalkan lompatan teknologi,” ujar Andi.
Sementara Direktur Strategi TIK dan Bisnis Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi, menyatakan Huawei telah aktif mengeksplorasi teknologi-teknologi inovatif yang erat hubungannya dengan smart city, baik melalui riset maupun praktik yang dapat mendukung transformasi digital sistem pertahanan cerdas 5.0 yang tengah dikembangkan Pemerintah Indonesia di IKN. Teknologi-teknologi ini meliputi 5G, AI, big data, dan Internet of Things (IoT).
"Sistem pertahanan cerdas merupakan bagian implementasi kota yang aman. Huawei telah berpengalaman menangani lebih dari 700 kota yang tersebar di lebih 100 negara dan wilayah. Oleh karena itu, perencanaan sistem pertahanan cerdas termasuk implementasinya dapat mengadopsi dan mengintegrasi pengalaman yang telah terjadi di kota-kota lain di dunia," jelas Rosidi.
Pada seminar tersebut disampaikan bahwa sistem pertahanan cerdas diharapkan mempunyai kemampuan mendeteksi ancaman terhadap pertahanan dan keamanan negara secara dini, dengan berbagi informasi/data antar pihak dan pengolahan data yang lebih akurat untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang lebih cepat, efisien dan terarah.
Pengembangan dan implementasi infrastruktur sistem pertahanan yang cerdas dan berkelanjutan yang berlangsung saat ini juga akan berperan sebagai role model bagi perencanaan jangka menengah dan panjang, serta mendukung terwujudnya visi Indonesia emas 2045.
Seminar ini menghadirkan beberapa tokoh terkemuka sebagai pembicara, seperti Marsekal Madya TNI Donny Ermawan Taufanto, M.D.S., Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto, Ph.D., Mantan Kasau/Kepala Pusat Study Air Power Indonesia Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, Analis Pertahanan Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si., Direktur Strategi TIK dan Bisnis Huawei Indonesia Mohamad Rosidi, dan berbagai narasumber pihak industri lainnya.