Microsoft baru-baru ini meluncurkan Ready4Security Indonesia, sebuah program pelatihan di bidang keamanan siber yang menyasar sedikitnya 1.000 siswa dan fresh graduates dari 50 sekolah kejuruan serta universitas di Indonesia, dengan fokus pada perempuan.
Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, serta organisasi non-profit InfraDigital Foundation, program ini akan memberikan pelatihan keamanan siber dan ujian sertifikasi gratis kepada para pesertanya, serta menggelar rangkaian aktivitas persiapan kerja melalui webinar, mentorship, dan career fairs.
Harapannya, program yang dimulai dari Bandung, Batam, Jakarta, dan Yogyakarta ini dapat meningkatkan kompetensi keamanan siber para peserta di tingkat fundamental dan menengah, serta memperkuat tingkat persaingan mereka di pasar kerja.
“Dalam satu tahun, terdapat hampir 1 miliar serangan siber, atau jutaan serangan siber setiap harinya – baik yang berasal dari luar ke Indonesia, maupun yang berasal dari dalam negeri sendiri. Situasi ini semakin meningkatkan kebutuhan kita akan talenta keamanan digital, terutama di tengah akselerasi ekonomi digital dalam negeri, termasuk pendidikan keamanan siber di sektor kunci seperti layanan keuangan, transportasi, dan perdagangan. Program ini sejalan dengan prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang melaksanakan program edusiber untuk semua jenjang pendidikan,” ujar Dr. Muhamad Hasan Chabibie, S.T., M.Sc., Kepala Pusat Data dan Informasi Teknologi, Kemendikbudristek.
“Di tengah bonus demografi Indonesia, mengelola dan mengembangkan demografi ini secara efektif merupakan kunci untuk dapat mengakselerasi ekonomi digital nasional secara aman dan optimal. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, intitusi pendidikan, dunia usaha, dan organisasi non-profit menjadi kunci. Kami pun menyambut baik program Ready4Security yang Microsoft inisiasikan ini,” lanjutnya.
Serangan siber seringkali mengakibatkan dampak buruk yang luar biasa. Rata-rata biaya yang perlu dikeluarkan akibat pembobolan dunia maya bahkan tercatat mencapai $4,35 juta.
Menyadari gentingnya situasi ini, permintaan akan keterampilan keamanan siber telah meningkat sekitar 35% selama satu tahun terakhir.
Sayangnya, belum ada cukup orang dengan keterampilan relevan yang dapat melindungi dunia digital dari serangan keamanan siber.
“Kebutuhan akan lebih banyak pakar keamanan siber dapat dijadikan sebagai peluang bagi para generasi penerus bangsa, untuk menjadi pemimpin di bidang ini. Peluang tersebut terbuka bagi siapa saja, termasuk perempuan,” ujar Nina Wirahadikusumah, Business Strategy Lead Microsoft Indonesia.
“Mengapa penting untuk menggarisbawahi keterlibatan perempuan? Saat ini, jumlah perempuan di Indonesia yang berpartisipasi sebagai tenaga kerja di bidang teknologi masih berada di angka 22% . Padahal, untuk menciptakan inovasi berbasis teknologi dan melindungi keamanan dunia digital secara komprehensif, diperlukan diverse talents. Artinya, ada keterlibatan dari talenta-talenta yang memiliki latar belakang dan perspektif berbeda, berdasarkan apa yang mereka alami dalam kehidupannya sehari-hari. Itulah sebabnya, Ready4Security menargetkan agar 80% peserta program ini adalah perempuan.”
Program Ready4Security Indonesia adalah bagian dari Cybersecurity Skills Initiative Microsoft Filantropi yang cakupannya baru-baru ini diperluas ke Argentina, Chile, Spanyol, dan kini Indonesia.
Inisiatif ini memberikan grant kepada organisasi non-profit untuk membantu meningkatkan keterampilan lebih banyak individu agar siap menjadi pakar keamanan siber.
Dengan ekspansi tersebut, Microsoft kini berkolaborasi dengan organisasi non-profit dan institusi pendidikan di 28 negara di dunia, untuk menyiapkan pakar keamanan siber profesional generasi berikutnya.
Baca Juga: Mentransformasi Indonesia Menjadi Negara Berkekuatan Teknologi AI
Baca Juga: Microsoft Gunakan AI Buat Rangkuman Ulasan di Microsoft Store