Trend Micro Incorporated (Trend Micro) sukses mendukung cyber security bagi Media Center KTT ke-42 ASEAN 2023 yang berlangsung di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tanggal 10-11 Mei lalu.
Dalam mendukung kesuksesanpenyelenggaraan KTT ASEAN atau ASEAN Summit tersebut, Trend Micro mengerahkan solusi keamanan yang memberikan visibilitas dan kemampuan deteksi untuk mengendalikan anomali dan menangkal serangan secara real-time.
“Sungguh sebuah kehormatan besar bagi Trend Micro untuk berkontribusi dan mengambil tanggung jawab dalam mendukung kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah yang baik di ajang ASEAN Summit 2023. Solusi keamanan yang kami terapkan di ASEAN Summit terbukti berhasil menangani berbagai anomali dan mendeteksi berbagai serangan secara real-time, sehingga ASEAN Summit bisa terselenggara dengan baik,” ucap Laksana Budiwiyono, Country Sebagai informasi, keterlibatan Trend Micro di ASEAN Summit adalah yang kedua kalinya setelah sebelumnya juga dilibatkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi di ajang KTT G20 yang berlangsung di Bali, pada tahun lalu.
“Tak bisa dipungkiri bahwa Trend Micro telah ikut berkontribusi dalam memberikan pengalaman yang mengesankan bagi para delegasi dan pemimpin negara-negara ASEAN. Sehingga kita bisa menampilkan wajah Indonesia dan Labuan Bajo dengan segala pesona dan keindahannya,” kata Irawati Tjipto Priyanti, Kepala Pusat Data dan Sarana Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Laksana Budiwiyono membeberkan kunci keberhasilan Trend Micro menjaga cyber security di ajang ini adalah solusi dan teknologi yang kuat serta penerapan prosedur yang ketat dalam penggunaan sarana dan prasana IT di Media Center.
Ia kemudian memaparkan bahwa untuk mengamankan tempat kerja para jurnalis nasional dan internasional itu, Trend Micro menerapkan solusi berbasis risiko dengan menggabungkan teknologi Extended Detection and Response (XDR) dan Attack Surface Risk Management (ASRM).
Teknologi XDR akan merespons dan memproteksi sistem saat terjadi serangan atau percobaan serangan. Sedangkan ASRM bersifat proaktif, yakni melakukan pencarian serangan secara cepat (rapid discovery) mereduksi blind spot, dan mengurangi cyberattack dengan memanfaatkan aset internal dan eksternal yang mutakhir.
Solusi Trend Micro, menurut Laksana, terhubung dengan database bervolume besar yang tersimpan di data lake. Data-data tersebut berasal dari 300 juta sensor di seluruh dunia sehingga segala fenomena, pola, dan berbagai ancaman bisa dianalisa dan direspons dengan cepat.
Organisasi juga dapat memanfaatkan machine learning prediktif dan analitik keamanan canggih untuk perspektif yang lebih luas dan konteks yang lebih ditingkatkan.
Salah satu persoalan yang dihadapi berbagai organisasi saat ini adalah penggunaan solusi keamanan digital secara parsial untuk mendeteksi dan merespons berbagai ancaman di seluruh email, endpoint, server, infrastruktur cloud, dan jaringan mereka. Menurut Laksana, bekerja dengan berbagai alat keamanan yang terpisah membuat proses investigasi melelahkan, manual, serta menciptakan blank spot yang berbahaya.
“Hal ini memberikan kesempatan kepada penyerang untuk lebih mudah bersembunyi dan bergerak di dalam lingkungan perusahaan. Visibilitas yang terbatas membuat respons yang diharapkan tidak memadai,” tegasnya.