ChatGPT telah membuat heboh dunia dan membuat banyak orang tertarik untuk menjajal kemampuannya.
Dikembangkan oleh OpenAI, ChatGPT memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas atau merespons jawaban dari pertanyaan berbasis teks yang diajukan setiap penggunanya.
Kecanggihan ChatGPT membuat jumlah penggunanya bertumbuh dengan cepat sejak diluncurkan pada November tahun lalu.
Menurut data terakhir, ChatGPT telah memiliki 100 juta pengguna dan website-nya dikunjungi sebanyak 1,8 miliar pengunjung di setiap bulannya.
Meski memiliki banyak pengguna dari berbagai negara, faktanya ChatGPT tidak banyak digunakan oleh orang-orang di negara asal dibuatnya teknologi itu, yakni Amerika Serikat (AS).
Hal itu terungkap dari survei terbaru yang dilakukan Pew Research Center, sebagaimana dikutip dari TechSpot.
Survei tersebut melibatkan 10.000 responden di AS. Hasilnya, ditemukan bahwa sekitar 58% mengaku telah familiar atau mengetahui ChatGPT dan hanya 14% yang pernah menggunakannya.
Responden berusia di bawah 30 tahun diketahui cenderung pernah mendengar tentang ChatGPT dibandingkan mereka yang berusia di atas 30 tahun.
Kemudian, responden yang berusia di bawah 50 tahun lebih cenderung menganggap ChatGPT sangat berguna daripada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Jika berdasarkan jenis kelamin, pria lebih mungkin mengetahui tentang layanan AI chatbot ini daripada wanita.
Temuan dari hasil survei itu juga menunjukkan bahwa mereka yang memiliki pendidikan formal dan pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi lebih mungkin pernah mendengar tentang ChatGPT.
Jika dirinci, responden dengan gelar pascasarjana (80%), sarjana (71%), perguruan tinggi (59%) berpendidikan sekolah menengah (41%), setidaknya telah mendengar "banyak" atau setidaknya "sedikit" tentang ChatGPT.
Kemudian bila dilihat dari aspek pendapatan rumah tangga, lebih dari separuh (55%) dari rumah tangga berpenghasilan rendah mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa-apa tentang ChatGPT.
Sementara, 40% rumah tangga berpenghasilan menengah tidak mengetahuinya dan hanya 24% rumah tangga berpenghasilan tinggi yang tidak tahu apa-apa tentang chatbot AI.
Hasil survei itu juga menemukan, di antara responden yang pernah mendengar dan menggunakan ChatGPT, 19% menggunakannya untuk hiburan, 14% untuk belajar, dan sejumlah kecil menggunakannya di tempat kerja.
Hasil survei Pew Research Center menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar orang di AS mengetahui tentang ChatGPT, mayoritas dari mereka merasa bahwa ChatGPT tidak menawarkan apapun yang mereka butuhkan - atau mereka tidak tahu cara mengaksesnya.
Tetapi, hal itu kemungkinan akan berubah seiring berjalannya waktu, terutama karena chatbot AI seperti ChatGPT akan menjadi lebih terintegrasi di tempat kerja pada masa depan.
Baca Juga: Asyik, Aplikasi ChatGPT Kini Tersedia untuk Perangkat iPad
Baca Juga: Ini Kekhawatiran Orang Terhadap ChatGPT, Bukan Hanya Soal Misinformasi