PT Virtus Technology Indonesia (Virtus), penyedia infrastruktur digital dan anak perusahaan CTI Group, kembali menggelar acara tahunan Virtus Showcase 2023, yang kali ini akan menyambangi tiga kota: Semarang, Surabaya, dan Jakarta.
Mengusung tema utama “Cyber Resilience: Is Your Company Prepared Enough?”, ajang ini menghadirkan para pakar dan praktisi di bidang cyber security untuk mendiskusikan tren, tantangan, dan peluang terkait cyber resilience atau ketahanan siber. Virtus Showcase 2023 digelar perdana hari ini (14/6) di Gumaya Hotel, Semarang.
Topik ketahanan siber dipilih melihat perkembangan pesat teknologi saat ini yang kemudian diikuti meningkatnya peluang ancaman siber baik dari sisi pelaku maupun metodenya. Berdasarkan laporan National Cyber Security Index (NCSI), keamanan siber Indonesia mendapat skor 63.64 dari 100 poin per 28 April 2023. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-47 dunia.
Sedangkan, dari sisi ancamannya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat serangan siber di 2022 berjumlah 976.429.996 dengan anomali trafik terbanyak masih berasal dari aktivitas malware, trojan activity sebesar 10,9 persen dan disusul dengan serangan siber lainnya yang dikelompokkan sebagai serangan lain-lain sebesar 17,51 persen.
Salah satu contoh insiden yang terjadi di Indonesia adalah pembobolan data 15 juta nasabah salah satu bank syariah terbesar di Indonesia oleh kelompok peretas LockBit yang melakukan serangan ransomware pada bulan Mei lalu.
Sebagai konsekuensi dari peningkatan peluang ancaman ini, strategi cyber security konvensional yang masih diterapkan oleh banyak perusahaan dan organisasi tak lagi memadai.
Untuk itu, Virtus mengajak perusahaan dan organisasi untuk mulai menerapkan strategi ketahanan siber (cyber resilience), yaitu kemampuan bertahan, beradaptasi, dan pulih dengan cepat dari serangan siber. Srategi ketahanan siber yang efektif dapat membantu mengurangi risiko, melindungi data sensitif, dan menjaga kelangsungan operasional dalam menghadapi serangan siber yang makin canggih dan kompleks.
“Untuk melawan ancaman ini, perusahaan dan organisasi di Indonesia harus menerapkan strategi ketahanan siber yang efektif. Melalui Virtus Showcase 2023 ini, kami ingin meningkatkan kesadaran para pelaku industri terhadap tren ancaman siber. Selain itu kami juga membagi pengalaman strategi ketahanan siber seperti bagaimana melakukan analisis risiko secara berkala untuk mengidentifikasi potensi kerentanan, bagaimana mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, juga membuka kesempatan bagi vendor teknologi terkemuka penyedia solusi keamanan siber untuk berkolaborasi bersama para pelaku bisnis,” papar Christian Atmadjaja, Direktur Virtus.
Demi memperluas pemahaman akan pentingnya ketahanan siber, Virtus Showcase 2023 juga membagi fokus topik yang akan dibahas di tiap kota, yaitu; “Keeping Ahead of Cyber Risk ToBusiness Resilience” untuk Semarang, “Reinforce Your Business Cyber Security Practices To Strengthen Cyber Resilience” di Surabaya, dan “Building Business Resilience Against Data Breaches and Threat Posed by Digital Privacy Act (UU PDP)” di Jakarta. Pemilihan topik ini didasarkan pada kondisi peluang dan tantangan sektor TI di setiap kota tersebut.
Virtus Showcase 2023 Semarang menghadirkan Mukhammad Andri Setiawan, Chief Information Officer (CIO) Universitas Islam Indonesia dan Ratna Sari, Senior Sales Specialist Data Protection Solution Dell Technologies, serta Wisnu Nursahid, General Manager Security Expert Virtus Technology Indonesia di sesi panel diskusi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang ketahanan siber, khususnya dari sektor pemerintah dan perguruan tinggi sebagai industri utama di Kota Atlas tersebut.
Virtus Showcase 2023 Semarang didukung oleh vendor IT terkemuka di dunia seperti Dell Technologies, Palo Alto, Huawei, Red Hat, Quest dan Trend Micro.