Find Us On Social Media :

Rilis Ansible Lightspeed, Red Hat Permudah Otomatisasi TI dengan AI

By Liana Threestayanti, Selasa, 27 Juni 2023 | 16:00 WIB

Satu pengumuman penting dalam gelaran Red Hat Summit 2023 adalah Ansible Lightspeed with IBM Watson Code Assistant yang mengusung AI generatif.

Salah satu pengumuman penting yang disampaikan Red Hat dalam gelaran Red Hat Summit 2023 dan AnsibleFest adalah Ansible Lightspeed with IBM Watson Code Assistant yang mengusung teknologi artificial intelligence (AI) generatif.

Layanan ini diluncurkan untuk mendorong utilisasi Ansible automation yang lebih ekstensif, menyederhanakan otomatisasi tugas bagi pemula, dan membebaskan automator berpengalaman dari kewajiban membuat tugas-tugas level rendah.  

Red Hat menggunakan NLP untuk mengintegrasikan layanan dengan Watson Code Assistant, yang akan tersedia dalam waktu dekat. Lightspeed memungkinkan pengguna membuat kode automasi dengan cepat dengan memanfaatkan foundation model IBM. 

Perusahaan penyedia solusi open source ini mengatakan bahwa integrasi tersebut menjadi solusi bagi perusahaan dalam mengatasi kesenjangan keterampilan dan meningkatkan efisiensi, sehingga mempercepat time-to-value dari otomatisasi.

Dengan memungkinkan pengguna Ansible memasukkan input berupa prompt dalam Bahasa Inggris, pengembang dengan mudah “menerjemahkan” keahliannya ke dalam kode YAML ketika membuat atau menyunting Ansible Playbook. Pengguna juga dapat secara aktif berkontribusi pada pelatihan model dengan memberikan umpan balik..

Menurut Red Hat, layanan baru ini tidak hanya akan memberdayakan pakar domain untuk secara efektif menerjemahkan pengetahuan dan tujuan prosesnya dalam kode. Ansible Lightspeed juga dapat melayani pengguna yang memahami hal yang perlu dicapai tetapi tidak memiliki kemampuan YAML untuk membuat Playbook yang sesuai dan efisien secara mandiri.

Dalam konteks yang lebih luas, layanan ini diperkenalkan Red Hat agar bisnis bisa lebih produktif dengan biaya dan sumber daya yang lebih sedikit, di tengah dinamika industri dan ketidakpastian ekonomi.

Salah satu tantangan yang dihadapi berbagai perusahaan saat ini adalah kelangkaan talenta dengan keterampilan TI yang mumpuni. Menurut IDC, 90% perusahaan global akan mengalami krisis keterampilan TI pada 2025, yang artinya, sampai tahun 2026, enterprise yang tidak secara efektif mengatasi kesenjangan talenta dan keterampilan digital dalam organisasi akan membatasi peluang pertumbuhan pendapatan sebesar 20%.

Masih menurut IDC, di tengah kelangkaan keterampilan ini, para CIO yang berinvestasi pada digital adoption platform dan teknologi automated learning akan memperoleh peningkatan produktivitas sebesar 40% pada tahun 2025, dan memungkinkan mencapai tingkat keahlian yang dibutuhan dengan lebih cepat. Di sinilah, menurut Red Hat, Ansible Lightspeed akan berperan penting.

“Inovasi sudah menjadi dan akan selalu menjadi kisah yang berpusat pada manusia. Inovasi dimulai dengan ide yang tepat, berkembang dengan tim yang tepat, dan meraih potensi penuhnya dengan tools yang tepat. Inilah yang kami lakukan dengan Ansible Lightspeed: menyediakan teknologi yang kapabel, cerdas, dan cukup dipahami oleh para developer dan operator untuk menggunakan otomatisasi dengan cara-cara baru, dan bagi pengguna untuk menggunakan pengetahuan yang mereka miliki sehingga visi mereka menjadi nyata. Ini (Ansible Lightspeed) menghidupkan AI di dalam domain Anda sendiri. Dan yang terpenting, ini (Ansible Lightspeed) langsung memiliki kemampuan, karena pengalaman Anda sendiri yang melatihnya,” ujar Ashesh Badani, Senior Vice President & Chief Product Officer, Red Hat.

Baca juga: Pekerja dengan Keterampilan Teknologi AI Paling Banyak Dicari di AS

Baca juga: Teknologi AI Mengubah Cara Kerja Pengembang Software Lebih Produktif

Baca juga: Dengan AI, Karyawan Cukup Kerja Tiga Hari Seminggu, Kok Bisa?