Saat ini penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) di dalam produk teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Perusahaan teknologi Meta sudah menggunakan algoritma AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna tetapi sampai sekarang cara kerja algoritma Meta masih menjadi misteri.
Meta pun akan terus memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana teknologi AI memengaruhi konsumsi konten mereka. Meta pun memperkenalkan 22 kartu atau aturan instruksional yang menjelaskan cara kerja Meta mengontrol konten berbasis AI pada Facebook dan Instagram.
Nick Clegg (Presiden Urusan Internasional Meta) mengungkapkan potensi dan risiko terkait implementasi teknologi canggih seperti AI generatif. "Kuncinya adalah transparansi dan terbuka dengan perubahan di dalam teknologi," katanya seperti dikutip Gizmochina.
Meta berkomitmen untuk transparansi dalam penggunaan teknologi AI dan mencapai keseimbangan antara inovasi teknologi serta pemberdayaan pengguna dalam lanskap AI.
"Kami perlu lebih jujur tentang bagaimana hubungan ini bekerja dan memberi Anda lebih banyak kendali atas apa yang Anda lihat," ujarnya.
Untuk memberikan tingkat detail lebih jauh di luar apa yang dipublikasikan di kartu sistem, Meta juga berbagi jenis masukan yang dikenal sebagai sinyal serta model prediktif yang diinformasikan oleh sinyal ini, guna membantu menentukan konten apa yang menurut pengguna paling relevan dari teman di Facebook.
"Kami juga menggunakan sinyal untuk membantu mengidentifikasi konten berbahaya, yang kami hapus begitu kami menyadarinya, serta untuk membantu mengurangi distribusi jenis konten bermasalah atau berkualitas rendah lainnya sesuai dengan Pedoman Distribusi Konten kami," ungkap Clegg.
Selain itu, Meta juga mengembangkan fitur “Mengapa Saya Melihat Ini?" di Instagram dan Facebook, di mana pengguna dapat mengeklik satu bagian konten dan melihat bagaimana informasi dari aktivitas sebelumnya menginformasikan model pembelajaran mesin yang mendukung saran konten.
Terakhir, Meta akan mulai meluncurkan rangkaian alat baru untuk para peneliti yaitu Pustaka Konten Meta dan API. Perpustakaan menyertakan data dari postingan publik, halaman, grup, dan acara di Facebook.
Untuk Instagram, mencakup pos dan data publik dari akun kreator dan bisnis. Data dari Perpustakaan dapat dicari, dijelajahi, dan difilter pada antarmuka pengguna grafis atau melalui API terprogram.