Keberadaan mobile banking dan pembayaran digital lainnya di Indonesia membuat permintaan masyarakat akan layanan keuangan yang aman, cepat, dan murah kian melonjak.
Hal ini secara langsung berdampak pada kebutuhan industri penyedia layanan keuangan akan infrastruktur teknologi yang tidak hanya dapat diimplementasikan dengan cepat tapi juga aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Salah satu aspek penting untuk mengikuti cepatnya inovasi layanan keuangan berbasis teknologi adalah dengan memiliki infrastruktur teknologi yang memprioritaskan keamanan dan perlindungan data mumpuni terhadap serangan dunia maya.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia hingga April 2022 mencatat terdapat lebih dari 100 juta kasus serangan siber dengan ransomware dan malware menjadi ancaman utama. Pada salah satu diskusi panel Open Finance Summit 2023: Unlocking the Next Era of Financial Services, yang berjudul “Building a Robust Tech Infrastructure: The Key to Innovative Financial Services” menekankan pentingnya infrastruktur teknologi yang memprioritaskan layanan keuangan yang aman, inklusif, dan teregulasi dengan baik untuk masyarakat.
Shaane Harjani selaku Founder dan CEO Eranyacloud bersama dengan sederet pembicara dari pemimpin infrastruktur teknologi di Asia Tenggara seperti William Chaylis selaku Regional Head of ERP Sales PointStar Global Consulting, Nicolas Tjioe selaku Senior Vice President of Sales Indonet, Marco Cioffi sebagai Co-founder Protergo Cyber Security, Rizkie Sulistio sebagai VP of Solution Architect di PrivyID berbagi pendapat mengenai infrastruktur teknologi yang harus diperhatikan oleh bisnis teknologi yang bergerak di ekosistem finansial.
Dimoderatori oleh Hendy Kurniawan, Principal of Oliver Wyman, diskusi ini dimulai dengan bahasan tren perkembangan teknologi dan infrastruktur dalam industri jasa keuangan di Indonesia hingga lanskap keamanan dari perkembangan tersebut.
Shaane Harjani, Founder dan CEO Eranyacloud menjelaskan, “Ketika kita berbicara tentang keamanan atau infrastruktur cloud computing, suksesnya implementasi infrastruktur teknologi yang mumpuni tidak bisa terlepas dari upaya bersama antara kami (re: Eranyacloud) dan klien. Setelah berkolaborasi dengan perusahaan tekfin, kami baru mampu menghasilkan produk atau layanan yang dapat membantu klien untuk mengamankan dan meningkatkan infrastruktur mereka.”
“Keamanan dunia maya merupakan komitmen yang harus dipikul bersama, tidak bisa hanya satu institusi. Klien harus sadar akan pentingnya infrastruktur teknologi yang mumpuni dan hal ini bisa dicapai melalui kolaborasi, di lain sisi mereka juga tetap harus memiliki tim keamanan siber inhouse untuk memantau dan mengelola kerentanan sesuai dengan lini bisnis masing-masing,” pungkas Harjani.
Lebih lanjut, seluruh panelis juga berbagi urgensi yang sama untuk mendorong percepatan transformasi dalam layanan keuangan melalui kolaborasi berbasis Open API (Application Programming Interfaces).
Open API dalam hal memungkinkan integrasi tanpa batas antara sistem yang berbeda dan memfasilitasi pengembangan produk keuangan yang inovatif.
Dengan demikian, kolaborasi yang terjalin antara lembaga keuangan, startup fintech, dan penyedia teknologi dapat bersaing secara sehat untuk mencapai tujuan inklusi finansial bersama.
Open Finance Summit 2023 diprakarsai oleh Ayoconnect sebagai platform Open Finance API, untuk mendorong inovasi dalam industri jasa keuangan Indonesia serta mengeksplorasi kemungkinan tak terbatas dari keuangan terbuka. Acara ini didukung oleh Mastercard, MongoDB, dan Eranyacloud.
Baca Juga: Bank Mandiri Salurkan Fasilitas Channeling Rp1 T ke Platform Kredivo