Find Us On Social Media :

Bill Gates: Deepfake dan Berita Hoaks Jadi Ancaman Terbesar Inovasi AI

By Adam Rizal, Jumat, 14 Juli 2023 | 11:30 WIB

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence)

Pendiri Microsoft Bill Gates melihat kehadiran teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia tetapi AI bisa dikendalikan dan dikontrol oleh manusia. Karena itu, manusia tidak perlu takut berlebihan dengan AI.

Dalam postingan di blog pribadinya, Bill Gates menjelaskan AI bisa digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan menggantikan peran manusia di dalam lapangan pekerjaan.

"Ini bukan pertama kalinya sebuah inovasi besar menghadirkan ancaman baru yang harus dikendalikan. Kami pernah melakukannya sebelumnya dan AI dapat dikendalikan," ujarnya.

Nantinya manusia harus beradaptasi dengan kehadiran teknologi AI. Seperti halnya pengenalan mobil yang kemudian mengharuskan masyarakat untuk mengadopsi sabuk pengaman, batas kecepatan, surat izin mengemudi, dan standar keselamatan lainnya.

"Tentunya inovasi AI dapat menciptakan banyak turbulensi pada awalnya, tetapi masyarakat dapat beradaptasi menjadi lebih baik pada akhirnya," ujar Bill Gates.

Gates menyarankan para pemangku kepentingan untuk fokus menyelesaikan tantangan AI dalam hal deepfake dan penyebaran misinformasi (berita hoaks) yang dihasilkan AI untuk melemahkan pemilu dan demokrasi.

"AI dapat digunakan mengidentifikasi deepfake dan membuatnya," ujarnya.

Digantikan AI

Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mulai digunakan oleh semua industri secara masif.

Tentunya, implementasi teknologi terbaru itu membuat pekerjaan makin mudah atau tidak membutuhkan banyak pekerjaan sama sekali.

Bahkan, ada beberapa perusahaan yang sudah memecat beberapa pegawainya dan beralih menggunakan teknologi AI karena lebih pintar, cepat dan murah. Perusahaan raksasa Microsoft pun fokus mengembangkan AI untuk meningkatkan produktivitas dan layanan kepada pelanggan.

Dalam laporan tahun Microsoft, sebanyak 49 persen karyawan Microsoft khawatir lapangan pekerjaannya bakal digantikan teknologi AI di masa depan. Meskipun, tidak sepenuhnya penggunaan AI itu berdampak buruk. Para karyawan Microsoft itu sadar menggunaan teknologi AI sangat berguna bagi industri dan meringankan beban utang digital seperti dikutip Gizmochina.

Utang digital sendiri adalah mengacu pada masuknya data, email, rapat, dan pemberitahuan yang luar biasa yang telah melampaui kemampuan manusia untuk menanganinya secara efektif.

Rata-rata, karyawan menghabiskan 57% waktunya untuk rapat, email, dan obrolan hanya menyisakan 43% untuk pekerjaan kreatif yang sebenarnya. Teknologi AI dapat membebaskan waktu berharga bagi karyawan untuk fokus pada inovasi dan pemikiran strategis. Selain itu, Microsoft Teams berbasis AI dapat meningkatkan efisiensi rapat dan memberikan wawasan dan data yang berharga untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Menariknya, survei Microsoft itu mengungkapkan karyawan lebih menginginkan AI untuk mengurangi beban kerja mereka daripada takut kehilangan pekerjaan. Alih-alih menganggap AI sebagai ancaman, mereka melihatnya sebagai alat yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kelelahan. Buruh migran khususnya, bersedia menggunakan AI untuk berbagai aspek pekerjaan mereka termasuk tugas administratif, analitis, dan bahkan kreatif.