Perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) sangat pesat dan menginfiltrasi di setiap industri termasuk perfilman Hollywood.
Ternyata kehadiran teknologi AI juga membuat para aktor dan aktris Hollywood mogok bekerja dan membuat bisnis film dan televisi Amerika terhenti.
Persatuan aktor Screen Actors Guild (SAG-AFTRA) melihat kehadiran teknologi AI dapat mengancam eksistensi dan kreativitas serta tidak adanya perlindungan terhadap privasi para pemain film.
"Studio meminta memindai wajah artis dengan bayaran kerja satu hari saja. Setelah itu, studio bisa memiliki dan menggunakan kemiripan wajah mereka hasil rekayasa AI untuk selamanya, di proyek apapun tanpa persetujuan dan tak ada kompensasi," kata Duncan Crabtree-Ireland (Kepala Negosiator Serikat SAG-AFTRA).
SAG-AFTRA sendiri adalah serikat pekerja terbesar di Hollywood, mewakili 160.000 anggota termasuk aktor, pemeran pengganti, dan pengisi suara. Para pemain film Hollywood juga cemas teknologi AI mampu meniru suara dan wajah mereka dalam segala hal.
"Saya ingin melihat regulasi AI, bukan untuk menghentikan teknologinya," kata Linda Powell (Wakil Presiden SAG-AFTRA lokal New York).
"Kami tahu bahwa Bumi akan bergerak maju, teknologi akan bergerak maju, tetapi kami tidak ingin berpartisipasi dalam kontrak yang pada akhirnya akan menggantikan kami," katanya seperti dikutip Reuters.
Pembuat film dan penulis Justine Bateman mengatakan industri hiburan tidak butuh kehadiran AI sama sekali.
"Teknologi harus memecahkan masalah dan tidak ada masalah yang dapat dipecahkan AI. Kami tidak kekurangan penulis, tidak kekurangan aktor, tidak kekurangan pembuat film, jadi kami tak perlu AI," katanya.
AMPTP, grup yang bernegosiasi atas nama Walt Disney, Netflix, dan studio besar lainnya serta layanan streaming, mengatakan telah menyetujui proposal AI yang inovatif yang akan melindungi kemiripan digital artis.
Perlindungan semacam itu akan mencakup mendapatkan persetujuan aktor untuk membuat dan menggunakan replika digital, atau mengubah penampilan mereka secara digital.