Find Us On Social Media :

Wow! Robot AI Marlin ini Mampu Deteksi Tindakan Kejahatan di Laut

By Adam Rizal, Selasa, 25 Juli 2023 | 09:30 WIB

Atlantic Ocean, Mauritania, 4 March 2010 The 120 meters pelagic trawler Johanna Maria is owned by Dutch company Jaczon, sailing under Irish flag. Johanna Maria is fishing for Round Sardinella (sardinella aurita) under EU:s fisheries partnership agreement. It's represented by the Pelagic Freezer Association (PFA).

University of Southampton dan pakar ilmu kelautan RS Aqua mengembangkan sebuah robot AI Marlin yang mampu menyelam di bawah air untuk mendeteksi aktivitas yang membahayakan lingkungan laut.

Proyek itu sendiri mendapatkan dana dari Innovate UK sebesar lebih dari 700.000 poundsterling untuk mendukung pengembangan sistem MARLIN.

Robot AI itu dirancang mampu menghadapi tantangan kritis seperti penangkapan ikan ilegal dan melindungi mamalia laut selama konstruksi ladang angin lepas pantai (offshore wind farm).

Teknologi inovatif itu akan menggunakan jaringan sensor bawah air untuk memantau aktivitas hewan, manusia, dan lingkungan di lautan yang luas. Data yang terkumpul akan ditransmisikan secara real-time kembali kepada tim peneliti di darat.

Paul White (Ahli Pemrosesan Sinyal Statistik dari University of Southampton) menjelaskan MARLIN menggunakan teknologi AI untuk memantau akustik di bawah air dan kemampuan untuk menyampaikan informasi secara cepat ke pantai.

"Dengan pendekatan ini, para konservasionis dan kepolisian dapat melindungi ekosistem laut yang rapuh dan mengidentifikasi kegiatan ilegal," ujarnya.

Biasanya, misi pemantauan laut melibatkan penggunaan kapal besar yang memakan waktu lama di laut dan menghasilkan emisi karbon dioksida yang tinggi. Namun, sistem MARLIN berjanji untuk merevolusi proses ini dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan kapal di laut dan berpotensi memangkas emisi karbon dioksida hingga 75 persen.

"Dengan menyajikan alternatif inovatif dan efisien, MARLIN memiliki potensi untuk memberikan kontribusi besar dalam upaya konservasi laut," ucapnya.

Ryan Mowat (Direktur Riset di RS Aqua) menyoroti dampak transformatif dari teknologi ini pada praktik pemantauan laut secara ilmiah. Saat ini, para peneliti harus menyebarkan instrumen di bawah air untuk waktu yang lama dan kemudian mengambilnya kembali untuk mengakses data yang terkumpul.

"MARLIN dapat mentransmisikan data secara real-time, proses yang rumit ini dapat diatasi," ucapnya.

"Teknologi AI ini akan memungkinkan para peneliti untuk mengakses data penting secara instan, membuka peluang baru untuk memantau kawasan perlindungan laut, dan memastikan kegiatan konstruksi lepas pantai dilakukan dengan kepekaan terhadap habitat mamalia laut," ujarnya.