Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mengatasi dampak buruk perubahan iklim yang mengancam umat manusia.
Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California (Cal Fire) menggunakan teknologi AI untuk mendeteksi kebakaran hutan secara lebih efektif.
Cal Fire memperkenalkan program bernama "AI Alert California," yang menggunakan sistem AI untuk mengawasi ribuan kamera yang berputar 360 derajat.
Sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda ketidaknormalan yang bisa menunjukkan adanya potensi kebakaran hutan.
"Begitu sistem mendeteksi sesuatu yang mencurigakan, layanan darurat dan otoritas berwenang mendapat pemberitahuan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut," Kata Juru Bicara Cal Fire.
Buktinya, teknologi AI berhasil mencegah setidaknya satu kebakaran hutan potensial. Dalam satu insiden, kamera yang terpasang merekam api kecil yang berkobar pada pukul 3 pagi di Hutan Nasional Cleveland, dekat San Diego.
Sistem AI mampu mendeteksi api dengan cepat dan memberi tahu tim pemadam kebakaran. Respons yang cepat ini melibatkan sekitar 60 petugas pemadam kebakaran, termasuk peralatan seperti mesin pemadam, buldoser, tanker air, dan tim pemadam seperti dikutip Reuters.
Teknologi AI Alert California menggabungkan data dari pemindaian LiDAR yang diambil dari pesawat terbang dan drone untuk menciptakan representasi tiga dimensi yang akurat tentang topografi yang dianalisis.
Informasi ini juga dikombinasikan dengan karakteristik fisik pohon-pohon di wilayah California, membantu pemahaman lebih lanjut tentang struktur hutan dan kandungan karbon di dalamnya.
Model pembelajaran mesin (ML) digunakan untuk memproses petabyte data dari kamera, membedakan antara jejak asap dan partikel udara lainnya.
Pengembangan sistem ini dipimpin oleh para insinyur dari UCSD dengan kontribusi teknologi AI dari perusahaan California, DigitalPath.
Cal Fire telah menginvestasikan lebih dari $20 juta dalam program ini selama empat tahun terakhir, dan rencananya akan memberikan tambahan dana sebesar $3.516.000 dalam waktu dekat.
Neal Driscoll, seorang profesor geologi dan geofisika di UCSD yang merupakan peneliti utama program ini, mengungkapkan bahwa tantangan iklim saat ini memerlukan solusi berbasis data.
"Program ini berperan penting dalam mengatasi permasalahan yang lebih besar dari individu atau lembaga," ujarnya.
Meskipun masih ada kendala dalam ukuran sampel yang digunakan untuk mengukur efektivitas program ini, Driscoll berpendapat bahwa teknologi seperti ini penting untuk mengatasi tantangan ekstrem yang sedang dihadapi.