Data center menjadi tulang punggung teknologi modern, mendukung terlaksananya edge computing hingga artificial intelligence. Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan data center secara eksponensial, ada masalah mendesak yang menjadi tantangan besar, yaitu kekurangan talenta digital di industri ini. Saat ini, kebutuhan talenta di bidang Teknologi Informasi Komputer/TIK nasional mencapai sekitar 9 juta orang dalam waktu 15 tahun sejak 2020 hingga 2035 atau sekitar 600 ribu talenta per tahun. Jika industri data center membutuhkan 1% saja per bulan, berarti dibutuhkan 500 talenta yang bersertifikasi. Sedangkan hal ini masih belum dapat dipenuhi oleh suplai tenaga kerja yang ada di pasaran (Indonesian Data Center Provider Organization/IDPRO).Schneider Electric bersama dengan IDPRO, pemerintah, kalangan industri, para pakar di bidang data center, dibantu oleh media juga terus mengkampanyekan pentingnya membangun talenta data center yang terampil dan berserfitikasi. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan peluang yang terbuka lebar guna mewujudkan manajemen energi dan otomatisasi berbasis data center yang andal dan berkelanjutan di Indonesia. Kekurangan talenta data center merupakan masalah yang serius, namun bukan berarti tidak dapat diatasi. Dengan mengambil langkah-langkah untuk menciptakan talenta yang lebih beragam dan inklusif, industri ini akan tumbuh subur, berkembang, dan memenuhi potensi digitalisasi.Untuk menjembatani kesenjangan talenta data center, Yana Haikal, Data Center Business Vice President, Schneider Electric Indonesia , menyebutkan bahwa perlu dilakukan beberapa langkah berikut ini:1. Merangkul gig economy untuk memenuhi kebutuhan talenta teknologiGig economy, yang ditandai dengan kontrak jangka pendek atau pekerjaan lepas, saat ini dengan cepat mendapatkan popularitas dan menjadi lebih umum di seluruh dunia. Di Indonesia, berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), pekerja lepas telah mencapai 46,47 juta orang atau sekitar 32% dari total angkatan kerja yang mencapai 146,62 juta jiwa pada Februari 2023.Sementara itu menurut Google, khusus untuk ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar USD 146 miliar pada tahun 2025 yang juga membuka peluang baru untuk gig economy.Perusahaan data center memiliki kesempatan untuk memanfaatkan kumpulan pekerja lepas yang terus bertambah untuk mengakses berbagai talenta profesional yang mudah beradaptasi dan dengan cepat menjalankan proyek tanpa perlu prosedur perekrutan yang memakan waktu. Selain itu, pekerja lepas dapat dibawa ke dalam tim dalam jangka pendek untuk menangani tugas-tugas non-inti atau mengelola lonjakan permintaan. Fleksibilitas ini memungkinkan perusahaan untuk tetap lincah dan tanggap terhadap perubahan kebutuhan bisnis sekaligus membantu mengendalikan biaya.
Hendra IDPR dan Yana SE kunjungi fasilitas Data Center Schneider
Kantor Schneider Electric