Penerapan teknologi artificial intelligence (AI) terus meluas. Yang terbaru, seorang profesor dari University of California (UC), Berkeley memanfaatkan AI untuk membantu mengidentifikasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Studi yang dilakukan UC Berkeley mengungkapkan potensi AI untuk memprediksi kemungkinan seorang pasien di rumah sakit adalah korban KDRT.
Assistant professor UC Berkeley dan UC San Francisco (UCSF) dalam Computational Precision Health, Irene Chen menuturkan timnya telah mengembangkan sebuah algoritma yang dapat mengidentifikasi korban-korban dengan risiko tinggi. Algoritma ini dikembangkan berdasarkan data-data dari pasien masa lalu yang pernah terlibat dalam hubungan yang penuh dengan kekerasan. Data-data yang digunakan berasal dari laporan radiologi dan catatan medis pasien.
“Mungkin ada riwayat klinis dari banyak faktor risiko, misalnya Anda sering mengalami kecelakaan, atau Anda pernah menyalahgunakan obat-obatan terlarang, atau Anda punya masalah kesehatan mental yang bisa membuat Anda berisiko lebih tinggi mengalami kekerasan dalam rumah tangga, atau pola pada luka-luka pasien seperti terlihat dari ronsen,” jelas Irena Chen.
Ia mengatakan bahwa algoritma ini telah diuji coba di UCSF Hospital dan berhasil. Hasil penelitian ini memperlihatkan kemampuan AI untuk menandai seseorang yang berpotensi menjadi korban KDRT, bahkan bertahun-tahun sebelum tanda-tanda KDRT itu terlihat.
"Faktanya, kami dapat memperkirakannya sekitar tiga tahun sebelumnya ketika pasien akan datang di kemudian hari dan berkata, 'Sebenarnya saya adalah korban (KDRT). Saya ingin bantuan dari rumah sakit,' ” jelas Irena seperti dikutip dari Berkeley.edu.
Menurut Irena, tujuan dari pengembangan algoritma AI ini adalah memberikan tool yang dapat membantu para dokter dan pendukung advokasi KDRT mengidentifikasi dan membantu korban secara lebih dini.
Selain itu, belajar dari pasien-pasien yang teridentifikasi sebagai korban KDRT, Irena Chen dan timnya memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pola-pola manifestasi KDRT dalam sistem layanan kesehatan.
Baca juga: Spotify Kembangkan Fitur Terbaru Playlist AI, Ini Fungsinya
Baca juga: Korea Selatan Kenalkan Zaein, Avatar Virtual Berbasis Teknologi AI