Bagi bisnis masa kini, keamanan siber bukan lagi pilihan tapi mutlak sebuah keharusan demi kelangsungan bisnis di masa depan. Pesan tersebut mengemuka dalam gelaran Security Day 2023 yang diselenggarakan Ingram Micro di Jakarta, kemarin (24/10).
Mulia Dewi Karnadi Country Chief Executive, Indonesia, Ingram Micro, data dan analitik berperan kritis dalam menentukan keputusan-keputusan bisnis yang penting dan strategis. Oleh karena itu, Mulia Dewi menekankan perlunya komitmen menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kokoh untuk memperkuat ketangguhan dan menjamin keberlangsungan bisnis di masa depan.
Memahami seriusnya isu keamanan siber ini bagi seluruh sektor industri di tengah upaya transformasi digital, menurut Mulia Dewi, Ingram Micro berkomitmen menghadirkan solusi keamanan siber yang tepat bagi bisnis di berbagai industri. Selain pemahaman mendalam terhadap tantangan serta kebutuhan dunia bisnis, Ingram Micro juga menawarkan kepakaran tim dan portofolio solusi end-to-end yang didukung kemitraan yang luas dengan brand-brand IT dan keamanan siber terkemuka dunia.
Di ajang yang berjudul “Cybershield 360, Safeguarding Your Business in the Digital Age” dengan fokus pada kewaspadaan terhadap isu keamanan siber, Ingram Micro menyoroti solusi keamanan siber bagi sektor industri jasa keuangan (FSI), logistik, layanan kesehatan, dan manufaktur.
Untuk sektor jasa keuangan, Ingram Micro menghadirkan serangkaian solusi yang dapat membantu memperkuat postur keamanan siber, seperti Trellix Data Loss Prevention, Redhat Ansible, dan Rapid7 InsightVM.
Di sektor logistik, di mana manajemen rantai pasokan mempunyai peranan krusial, Ingram Micro menawarkan Trellix CASB dan Menlo Security untuk mengatasi kerentanan di sistem digital.
Sementara untuk industri layanan kesehatan yang wajib melindungi data-data pasien, Ingram Micro menghadirkan Arcserve. Sedangkan sektor manufaktur yang kerap masih menggunakan sistem yang terbilang usang, dihadirkan solusi untuk menerapkan langkah-langkah proaktif dan manajemen risiko yang baik guna mengatasi maraknya ransomware dan kerentanan akibat sistem legacy.
“Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, perusahaan manufaktur harus mengambil langkah-langkah seperti meningkatkan kesadaran keamanan siber di antara karyawan, mengadopsi teknologi keamanan terkini, mengaudit dan memperbarui sistem secara teratur, serta menjalin kerjasama dengan mitra dalam rantai pasokan untuk memitigasi risiko. Seiring dengan peraturan dan norma yang berubah, keamanan siber harus menjadi prioritas utama bagi perusahaan manufaktur di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kami di Ingram Micro, siap untuk menjadi mitra dalam menghadirkan solusinya,” ujar Mulia Dewi Karnadi.
Hans Tanit, Country Manager Trellix di Indonesia, menegaskan bahwa kesadaran merupakan kunci dalam merespons ancaman keamanan siber yang semakin canggih saat ini. “Semakin kita sadar, maka semakin kita mampu untuk mempersiapkan diri dan mengadopsi platform keamanan siber yang canggih,” jelasnya.
Di ajang ini, Trellix menawarkan Trellix XDR sebagai solusi deteksi dan respons terintegrasi dan terbuka yang dibekali teknologi artificial intelligence (AI) untuk mengoptimalkan operasi keamanan.
”Dengan platform Trellix XDR, perusahaan dan tim keamanan sibernya dapat meminimalkan waktu respons terhadap ancaman, sekaligus mampu mengurangi biaya dengan mengonsolidasi keamanan dan meningkatkan efisiensi," tutup Hans Tanit.
Baca juga: Investasi Keamanan Siber Perlu Jadi Prioritas Pemerintah di IKN
Baca juga: Cara Bangun Ketahanan di Tengah Dinamika Lanskap Ancaman Siber