Find Us On Social Media :

PBB Resmikan Badan Penasihat AI untuk Meningkatkan Tata Kelola Global

By Adam Rizal, Sabtu, 28 Oktober 2023 | 09:30 WIB

PBB Resmikan Badan Penasihat Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan

"Teknologi ini dapat membantu penemuan obat antibiotik dan obat-obatan lainnya untuk melawan infeksi Covid-19. Tapi, teknologi AI ini juga dapat dimanipulasi untuk mencari senyawa saraf yang beracun," kata penulis utama Fabio Urbina dalam jurnal Nature Machine Intelligence seperti dikutip Daily Mail.

Ironisnya, teknologi AI dapat menghasilkan senyawa yang lebih beracun dari senjata saraf VX yang dikembangkan oleh Defence Science and Technology Lab Inggris pada tahun 1950-an, yang menyebabkan kematian dengan mematikan sistem saraf dan otot.

"Kekhawatiran kami adalah betapa mudahnya seseorang dengan kepentingan jahat memanfaatkan teknologi ini," kata Fabio yang juga merupakan CEO dari Collaboration Pharmaceuticals di North Carolina, Amerika Serikat.

Solusinya, para ilmuwan ini meminta pihak pemerintah dan swasta untuk mengawasi dan mengevaluasi penggunaan teknologi AI secara ketat.

Minta Diatur Regulasi

Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan menjadi penentu inovasi dan perkembangan teknologi di masa depan, mengingat saat ini perusahaan teknologi raksasa hingga negara fokus mengembangkan artificial intelligence yang lebih canggih untuk berbagai kepentingan.

Sayangnya, pengembangan artificial intelligence tidak diatur oleh regulasi global sehingga rentan disalah gunakan.

Bisa saja, teknologi artificial intelligence ikut digunakan dalam pengembangan senjata militer yang bisa memusnahkan ras manusia.

CEO Nvidia Corp Jensen Huang mendorong artificial intelligence diatur oleh regulasi dan norma sosial karena rentan disalah gunakan. Teknologi artificial intelligence bisa digunakan untuk kebaikan dan merugikan orang lain tergantung oleh pihak yang menggunakan dan mengembangkannya.

"Jika Anda melihat inovasi artificial intelligence dapat membuat hidup nyaman dan menakjubkan untuk masyarakat tetapi teknologi (artificial intelligence) itu bisa jadi membahayakan," kata Huang dalam sebuah acara di Swedia seperti dikutip Reuters.

Huang mendesak adanya badan standarisasi teknis untuk memastikan pengembangan sistem artificial intelligence aman seperti bidang kedokteran yang membuat regulasi praktik aman.

Tentunya, Huang meminta pihak yang mengembangkan artificial intelligence untuk mengedepankan aspek hukum dan norma sosial sehingga teknologi AI memberikan kebaikan dan manfaat kepada manusia.

"Semuanya berevolusi sekarang. Semoga AI bisa membawa kita ke tempat yang lebih baik," kata Huang.

Huang adalah salah seorang tokoh penting bidang artificial intelligence (AI) karena Chip Nvidia banyak digunakan oleh perangkat komputer, termasuk komputer super yang dikembangkan Microsoft untuk OpenAI, startup yang membuat ChatGPT.

Baca Juga: Lenovo dan NVIDIA Kompak Kembangkan Layanan Bisnis Berbasis AI

Baca Juga: Bos Microsoft: AI Bantu Manusia Berinteraksi dengan Cara Baru