Find Us On Social Media :

BUIDLRS Lounge by PINTU Kembali Digelar. Bahas Potensi Industri Web3

By Dayu Akbar, Jumat, 3 November 2023 | 18:10 WIB

PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU yang dikenal dengan aplikasi PINTU, menggelar episode keempat BUIDLRS Lounge by PINTU bekerja sama dengan ETH Indonesia. Mengusung tema Business Models & Value Accruals in Crypto, BUIDLRS kali ini menghadirkan CEO NOBI Lawrence, Mario Bernardi dari Pyth Network, dan Qin En dari Saison Capital yang menjadi moderator di sesi ini.Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin mengungkapkan, “Kami telah menyaksikan bagaimana pertumbuhan BUIDLRS yang awalnya hanya dihadiri oleh 30 sampai 40 peserta, hingga dapat mencapai 250 peserta yang hadir. Antusiasme ini menjadi tanda positif bahwa perkembangan Web3 terus berjalan ke arah yang lebih masif dan menjadi substansial.” Kegiatan ini sendiri mendapat dukungan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Saison Capital, Ethereum Foundation, dan AWS, sebagai kontribusi nyata untuk kemajuan industri Web3. “BUIDRLS menjadi sebuah jembatan bagi investor, regulator, developer, hingga user, untuk berjejaring, berkolaborasi, dan membuat kesepakatan penting terkait bagaimana potensi ekosistem kripto dan Web3 yang akan tumbuh pesat sehingga mendorong banyaknya model bisnis Web3 yang menarik yang dapat memberikan dampak positif bagi penggunanya,” tambah Timo. Potensi Masa Depan di Industri Web3 Indonesia“Masih banyak sekali potensi yang bisa digali untuk market Web3 misalnya wallet global seperti Metamask, Trust Wallet, Uniswap. Mungkin wallet ini membutuhkan solusi lokal yang sifatnya macam-macam seperti lokalisasi bahasa atau mungkin fitur-fitur khusus untuk orang Indonesia. Saya pikir itu adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan dan bisa menjadi gerbang menuju Web3,” ujar Lawrence, CEO NOBI.Mario Bernardi dari Pyth Network mengeksplorasi model bisnis Web3 lain yang memiliki potensi di Indonesia, “Salah satu peluang besar yang belum tergarap di Indonesia menurut saya adalah integrasi pada real-world assets (RWA) terutama di bidang lending (pinjaman).”

“Melihat tren pada kesuksesan pinjaman berbasis business-to-consumer (B2C) di dunia Web2 yang sangat mencolok dengan pertumbuhan yang sangat signifikan hingga mencapai apa yang disebut dengan ‘banking the unbanked’, yang mampu meningkatkan inklusi keuangan dan akses pasar keuangan lebih luas.” “Mungkin akan sangat menarik bagi para developer Web3 di Indonesia untuk bisa meniru kesuksesan yang dicapai oleh pemain di dunia Web2. Use-cases RWA menurut saya bisa menjadi salah satu sektor terpenting dalam lanskap dan ekosistem Web3 Indonesia,” lanjutnya.Potensi Web3 di Indonesia masih terbuka lebar. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Xangle, platform data crypto dari Korea Selatan bekerja sama dengan Tiger Research tentang pasar Web3 di Indonesia ditemukan bahwa dari segi infrastruktur Web3 di Indonesia baru memasuki tahap awal. Secara khusus bahkan pengembangan infrastruktur seperti Layer 1/2 dan wallet masih minim. Meski begitu, menurut data yang dirilis oleh Github, pemerintah bersama dengan pelaku usaha berupaya mendorong perkembangan developer Web3 di Indonesia dengan mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan banyak developer di Indonesia. Tercatat upaya tersebut membuahkan hasil di mana pada tahun 2022 ada pertumbuhan sebesar 36% dibandingkan tahun 2023 tentang peningkatan jumlah developer di Indonesia. “Bagi para developer Web3 di Indonesia, mulailah membangun koneksi sejak dini, jalin jaringan lebih luas dengan hadir di berbagai acara konferensi seperti BUIDLRS dan mulai berinteraksi dengan founder dan key players di industri kripto,” ujar Mario.