Integrasi antara sistem high-perfomance computing (HPC) dan artificial intelligence (AI) diprediksi GlobalData akan mengubah industri dan membuka era baru inovasi. Namun ada tantangannya.
Penggabungan AI dan HPC tidak hanya mengenai kecepatan tapi juga terkait pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan berbasis data. Namun, menurut perusahaan di bidang data dan analitik ini, ada tantangan yang dihadapi dalam penggunaan HPC, seperti kompleksitas dan kebutuhan energi. GlobalData melihat komputasi kuantum sebagai solusi yang lebih efisien dan membuka jalan bagi inovasi yang lebih cerdas.
“Penggabungan HPC dan AI akan mentransformasi industri yang sangat bergantung pada data, seperti genomik dan astrofisika, menggeser fokus dari sekadar kecepatan ke pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan cepat sehingga mempercepat inovasi. Dengan berkembangnya AI, komputasi tradisional tidak lagi mencukupi, membuka jalan bagi HPC berbasis cloud untuk menghadirkan skala dan efisiensi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat,” komentar Kiran Raj, Practice Head of Disruptive Tech, GlobalData.
Penggunaan HPC mendorong terciptanya terobosan-terobosan baru di bidang kesehatan, keuangan, pemerintahan dan pertahanan, energi, membantu dalam riset genomik, risk assessment di bidang keuangan, meteorologi dan efisiensi energi.
Ada nama-nama sistem HPC terkemuka, seperti Summit dari AS, Piz Diant dari Swiss, Tianhe-2A, dan Tsubame 3.0, memainkan peran penting di berbagai bidang, mulai dari studi tentang iklim hingga simulasi di bidang pertahanan.
Ada beberapa kemajuan utama HPC di tahun 2023 ini yang disoroti database Innovation Explorer dari Disruptor Intelligence Center GlobalData, seperti solusi oil & gas berbasis AI dari Huawei; superkomputer milik Mitsui dan Nvidia di bidang riset obat-obatan; dan IBM Vela untuk berbagai penerapan AI secara luas.
HPC memberikan kekuatan komputasi yang luar biasa, yang sangat penting untuk memajukan transformasi industri yang didorong oleh AI. Namun, menurut GlobalData, ada beberapa tantangannya, seperti kompleksitas, kebutuhan energi yang signifikan, masalah keamanan, dan tata kelola, terutama dalam framework berbasis cloud.
Menurut Kiran Raj, ada tantangan dalam mengadopsi HPC, yaitu biaya dan kebutuhan infrastruktur. “Namun potensi komputasi kuantum patut diperhatikan karena menawarkan prospek solusi komputasi yang lebih efisien,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memahami bahwa teknologi kuantum saat ini berada pada fase perkembangan yang cepat. Kesiapan teknologi ini untuk penerapan di lingkungan enterprise dan kemampuannya untuk melampaui keterbatasan HPC saat ini sedang diamati secara cermat oleh industri.
Baca juga: Chip AI Nvidia Mahal, Baidu Beralih Borong Chip AI Huawei Ascend
Baca juga: IBM: Teknologi Generative AI Mampu Meningkatkan Keamanan Siber