Find Us On Social Media :

Smart City Nunukan: Mengelola Kampung Budidaya Rumput Laut Terbesar di Indonesia

By Wisnu Nugroho, Kamis, 9 November 2023 | 10:13 WIB

Para wanita di Kampung Mamolo, Kabupaten Nunukan tampak sibuk memasang benih rumput laut ke tali

Tangan-tangan lentik wanita bergerak cepat mengaitkan benih rumput laut ke tali sepanjang 10 meter. Tampak beberapa kemasan botol bekas dialihfungsikan menjadi alat apung. Sesekali terdengar canda tawa dan reaksi malu-malu saat kamera terarah kepada wanita-wanita tangguh ini.

Sedangkan nelayan lelaki berada di atas kapal untuk memindahkan hasil panen rumput laut ke atas geladak kayu yang dibangun khusus untuk sebagai alas jemur. Beberapa orang lainnya tengah sibuk membolak-balikkan rumput laut yang telah terjemur agar kadar kekeringannya bisa merata. Di sinilah rumput laut akan dijemur selama kurang lebih 2 minggu hingga menghasilkan rumput laut dengan kadar air berkisar antara 35-40%. 

Kampung Budidaya Rumput Laut

Pemandangan di atas adalah keseharian keluarga nelayan di Kampung Mamolo yang terletak di Desa Tanjung Harapan, kecamatan Nunukan Selatan, Provinsi Kalimantan Utara. Kampung Mamolo sendiri  merupakan kampung budidaya rumput laut terbesar di Indonesia dengan hasil 36 ribu ton rumput laut per tahun. Jumlah ini belum termasuk hasil rumput laut beberapa kampung seluruh di Kabupaten Nunukan. 

Meski memiliki potensi sebesar itu, kendala memang masih ada. “Saat ini kami belum bisa menyamakan kualitas panen dan kadar rumput laut kering yang sama rata,” ungkap Kamarudin, ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mamolo Indah Lestari. Kendala inilah yang membuat Nunukan saat ini hanya mampu menjual produksi rumput lautnya sebagai raw material atau bahan mentah saja.

Masalah utama lain di Kampung Mamolo adalah limbah botol air kemasan yang biasa dipakai sebagai alat apung untuk budidaya rumput laut. “Botol air kemasan seperti itu hanya bisa sekali pakai. Saat rumput laut dipanen, kemasan botol tersebut akan dibuang begitu saja,” ungkap Jalu, pengelola Bank Sampah “Karya Bersama” yang juga berada di Kampung Mamolo. 

Itulah sebabnya, Jalu mencoba mendaur ulang kemasan botol-botol tersebut menjadi alat apung baru yang bisa digunakan berkali-kali. Namun, kesulitan berikutnya menghadang, yaitu mendapatkan pekerja yang bersedia mengumpulkan dan mendaur ulang sampah. Hal ini terjadi karena upah yang dihasilkan dari mengumpulkan sampah plastik ini masih lebih kecil dibanding melakukan budidaya dan panen rumput laut. 

Kampung Mamolo memang menjadi kampung budidaya rumput laut terbesar di Indonesia, namun baru bisa memproduksi bahan mentah saja

Berdasarkan kendala di atas, Kampung Mamolo pun menjadi salah satu fokus Kabupaten Nunukan dalam program Gerakan Menuju Smart City 2023. Sebagai informasi, Gerakan Menuju Smart City 2023 adalah sebuah inisiatif untuk membimbing pemerintah daerah dalam menjawab tantangan sekaligus mengembangkan potensi daerah melalui pendekatan smart city. Melalui bimbingan akademisi dan praktisi, diharapkan muncul inovasi dan program strategis untuk menjawab tantangan yang ada.

Dalam konteks Kampung Mamolo ini, tantangan akan dijawab melalui pendekatan Smart Economy dan Smart Environment. Harapannya, Pemerintah Kabupaten Nunukan dapat mengembangkan industri rumput laut ini, dari produksi bahan mentah menjadi bahan olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Selain itu, inovasi juga difokuskan pada pengembangan industri yang juga mengedepankan lingkungan yang berkelanjutan.

Saat ini, berbagai inisiatif sedang disusun oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan. Semoga saja, program yang lahir dapat mengembangkan industri rumput laut di Kampung Mamolo dan berdampak langsung pada masyarakat sekitar.