Angin berhembus kencang di Tugu Kilometer 0 Indonesia, Pulau We, Sabang, Aceh saat kami tiba di sana. Sejak dini hari, pulau yang berada di ujung barat laut Indonesia memang diguyur hujan. Sisa langit kelabu pun masih menggelayut hingga pukul 10:30 waktu setempat.
Meskipun demikian, kios-kios cinderamata dan tempat makan yang menghuni kawasan ini sudah sibuk. Mereka bersiap menyambut pengunjung yang datang. “Di sini sudah mulai ramai, tidak seperti pandemi dulu,” ucap Lisa (26), seorang pedagang pakaian di Tugu Kilometer 0, pagi itu.
Ucapan Lisa pun terbukti. Tidak lama, ada sekitar 3 rombongan keluarga yang datang untuk berfoto dan menghabiskan waktu di lokasi monumental itu. Salah satunya adalah Mark dan 3 orang anggota keluarganya yang datang dari Belanda.
Mulai Memanfaatkan Teknologi
Posisi unik Pulau We sebagai ujung barat Nusantara memang menjadi unggulan utama pariwisata di wilayah pemerintahan Kota Sabang. Namun selain Kilometer 0, Kota Sabang juga kaya akan wisata bahari dan tempat bersejarah, seperti benteng dan bangunan di masa pendudukan Belanda.
Potensi wisata inilah yang coba dikemas lebih baik oleh Pemerintah Kota Sabang. Salah satu caranya adalah mengikuti Gerakan Menuju Smart City 2023. Melalui program ini, jajaran aparat Pemerintah Kota Sabang dibimbing membuat rencana induk pembangunan smart city. Rencana induk ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi Kota Sabang, termasuk di area smart branding.
Menurut Surahyo, tenaga ahli yang yang ditunjuk Kementerian Komunikasi dan Informatika RI untuk membimbing Kota Sabang, inovasi di bidang teknologi seharusnya dapat membuat pariwisata di Sabang menjadi lebih populer. “Saya membayangkan apabila ada semacam brosur atau pamflet yang berisi informasi kepariwisataan Sabang. Itu bagus untuk publikasi dari orang ke orang,” kata dia.
Pantai di Kota Sabang
Sejauh ini, Pariwisata di Sabang menggeliat karena getolnya travel agent dalam beriklan di dunia maya. Media-media sosial populer dibanjiri paket wisata dan potensi titik-titik foto yang bisa memanjakan mata yang bisa dikunjungi. Mengetikkan kata kunci ‘Wisata Sabang’ di kolom pencarian Instagram sudah cukup untuk menjadi panduan mencari akun travel agent yang bisa diandalkan.
Meskipun demikian, inovasi masih diperlukan untuk membuat pengunjung mudah untuk mencari tempat menginap secara daring. Contohnya beberapa hotel dan guest house di Kota Sabang yang masih mengandalkan pemesanan secara offline atau luring. “Beberapa wisatawan memang yang kesulitan cari penginapan di sini karena tidak semua bisa dipesan secara online,” tukas Amirudin (39), salah seorang pemandu wisata di Sabang.
Semoga saja, Gerakan Menuju Smart City dapat mendorong pelaku wisata di Kota Sabang untuk lebih melek pemanfaatan teknologi. Dengan begitu, keindahan Kota Sabang semakin mudah dijangkau.