Find Us On Social Media :

Kelabui Larangan AS, NVIDIA Kembangkan Chip AI Khusus Pasar China

By Adam Rizal, Selasa, 14 November 2023 | 09:30 WIB

Chip AI Nvidia H100

Saat ini NVIDIA menghadapi peraturan ekspor baru dari AS yang membatasi NVIDIA mengekspor chip artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ke China. Karena itu, Nvidia pun mengembangkan tiga chip AI baru khusus untuk pasar China setelah pembatasan ekspor chip sebelumnya. 

Sebelumnya, produk pasar China seperti  NVIDIA A800 dan H800 tidak memenuhi syarat ekspor berdasarkan aturan baru dan berpotensi mengakibatkan kerugian pesanan senilai USD 5 Miliar.  NVIDIA A800 sendiri merupakan versi pasar China dari NVIDIA A100.  NVIDIA H800 sendiri merupakan versi pasar china dari NVIDIA H100 seperti dikutip Gizmochina.

Sebagai respons, NVIDIA merancang chip AI terbaru seperti HGX H20, L20, dan L2 yang memenuhi pembatasan daya komputasi. Ketiga model chip AI itu dinilai telah memenuhi pembatasan daya komputasi yang baru ditetapkan oleh pemerintah AS untuk ekspor chip ke China. Chip HGX H20 merupakan model dengan kemampuan komputasi tertinggi di antara ketiganya.

Meskipun demikian, perusahaan teknologi China seperti Baidu dan Huawei mulai merancang semikonduktor sendiri untuk mengantisipasi masalah impor chip dari AS. Namun, NVIDIA optimistis chip AI nya bakal tetap diborong perusahaan asal China karena NVIDIA memiliki reputasi dan perangkat lunak AI yang kuat.

Rumor menyebutkan kalau NVIDIA akan mengumumkan chip baru pada 16 November dan mulai menjualnya sebelum akhir tahun. Akan tetapi perusahaan klien yang akan menggunakan chip AI baru NVIDIA ini, kemungkinan bakal lebih banyak chip. Ini karena daya komputasinya memang dibuat lebih rendah dibandingkan chip NVIDIA versi sebelumnya.

Borong Chip AI Huawei

Baidu Ernie 4.0

Perusahaan raksasa mesin pencari asal China Baidu memborong chip artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan buatan Huawei Technologies. Baidu kesulitan mendapatkan pasokan chip AI Nvidia A100 karena tekanan politik dan sanksi perdagangan dari AS. Baidu memesan sebanyak 1.600 chip AI Ascend 910B dari Huawei senilai 450 juta yuan (Rp966 juta).

Pada Oktober tahun ini, Huawei telah mengirimkan lebih dari 60 persen pesanan tersebut, atau sekitar 1.000 chip. Huawei berjanji akan mengirimkan semua chip tersebut pada akhir tahun ini. Kedua orang tersebut menolak untuk disebutkan namanya karena rincian kesepakatan tersebut bersifat rahasia.

Tampaknya, Baidu bersiap melepas ketergantungannya dari teknologi asing seperti Nvidia dan memilih produk chip AI dalam negeri sekaligus menjadi bukti swasembada produk dalam negeri China seperti dikutip Gizmochina.

Meskipun kemampuan chip Huawei belum bisa menandingi performa Nvidia, chip tersebut mewakili chip AI tercanggih yang ditawarkan Tiongkok. Pergeseran ini bukan hanya tentang preferensi Baidu; Hal ini merupakan respons terhadap peraturan ketat AS yang melarang Nvidia menjual beberapa chip AI terbaiknya ke perusahaan Tiongkok. Para analis melihat larangan penjualan yang dilakukan AS itu akan membuka pintu pembuka bagi Huawei untuk mengincar lebih banyak pasar domestik.

Salah satu sumber mengatakan bahwa Baidu, sebagai perusahaan AI terkemuka di China, yang mengoperasikan model bahasa besar (LLM) Ernie. Ini dilakukan sebelum aturan baru yang sangat diantisipasi oleh pemerintah AS yang pada bulan Oktober memperketat pembatasan ekspor chip dan peralatan chip ke China. Ini termasuk chip raksasa AS, Nvidia.

Baidu telah mengembangkan rangkaian chip AI Kunlun yang mampu menjalankan komputasi AI dalam skala besar. Namun perusahaan tersebut sebagian besar mengandalkan chip A100 Nvidia untuk melatih LLM mereka. Setelah AS tahun lalu memberlakukan aturan yang menghentikan Nvidia untuk menjual chip A100 dan H100-nya ke China, perusahaan tersebut mengeluarkan chip baru A800 dan H800 sebagai alternatif bagi pelanggan China, termasuk Baidu. Nvidia tidak lagi dapat menjual chip tersebut ke China karena aturan Oktober.

Huawei sukses menarik perhatian global yang signifikan pada Agustus lalu ketika secara tak terduga meluncurkan smartphone baru yang oleh para analis dikatakan menggunakan prosesor yang dikembangkan secara internal dengan teknologi semikonduktor canggih. Hal ini juga menyoroti kemajuan perusahaan dalam pengembangan chip meskipun adanya sanksi.

Pada bulan September, Reuters melaporkan bahwa unit desain chip internal Huawei, HiSilicon, telah memulai pengiriman prosesor buatan China yang baru untuk kamera pengawas kepada klien pada tahun 2023, menunjukkan tanda-tanda comeback lainnya.

Baca Juga: Sempat Dilarang, Kini Microsoft Kembali Izinkan Karyawan Pakai ChatGPT

Baca Juga: OpenAI Luncurkan Dall-E 3 Versi API, Tawarkan Banyak Opsi Format