Find Us On Social Media :

Cambridge Dictionary Tetapkan Kata 'Hallucinate' Soroti Peran AI

By Adam Rizal, Jumat, 17 November 2023 | 10:15 WIB

Ilustrasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan

Kamus Bahasa Inggris Cambridge Dictionary menetapkan "hallucinate" atau berhalusinasi sebagai Kata Tahun Ini yang menyoroti peran penting artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam kamus itu, kata 'hallucinate' berarti “Melihat, mendengar, merasakan, atau mencium sesuatu yang tidak ada, biasanya karena kondisi kesehatan atau efek obat”. Makna keduanya adalah, “Ketika AI berhalusinasi, sistem akan memunculkan informasi yang salah”.

Pemilihan kata 'hallucinate' menekankan perlunya kritis berpikir dalam penggunaan AI dan menunjukkan bahwa manusia perlu memahami cara berinteraksi dengan sistem tersebut secara aman dan efektif. Teknologi AI generatif telah menjadi perangkat yang kuat tetapi masih jauh dari sempurna, sehingga manusia harus belajar bagaimana berinteraksi dengan sistem tersebut secara aman dan efektif. 

“Halusinasi AI mengingatkan kita bahwa manusia masih perlu kemampuan berpikir kritis dalam menggunakan perangkat tersebut,” kata tim penyusun kamus itu seperti dikutip The Guardian.

Beberapa entri baru terkait AI di Cambridge Dictionary, termasuk "large language model" (LLM), "generative AI" (GenAI), dan "GPT". Keputusan untuk menggunakan terminologi psikologi daripada istilah komputer menyoroti kekhawatiran terkait fenomena "halusinasi" AI. 

Sementara itu kamus Bahasa Inggris terbitan HarperCollins dari Skotlandia, Collins Dictionary, sebelumya juga menetapkan “AI” sebagai kata tahun ini versi mereka.

Peran AI dalam Belajar

Saat ini, peran kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) telah merasuk di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari. AI telah bergeser dari sesuatu yang sifatnya fiksi sains menjadi realita berbasis sains. Maka tidak mengherankan jika AI pun dapat membantu kita mempelajari bahasa asing dengan lebih efektif. Mempelajari satu (atau lebih) bahasa asing bukan hal yang mudah bagi banyak orang. Apalagi bagi mereka yang usianya sudah tidak muda lagi tapi ingin terus menambah kemampuannya dalam berbahasa. 

Menurut seorang polyglot (mampu bercakap-cakap dalam banyak bahasa) asal Kanada, Steve Kaufmann, tingkat kesuksesan dalam menguasai bahasa asing tergantung pada tiga faktor: perilaku, waktu yang dialokasikan, dan perhatian pembelajar terhadap bahasa asing tersebut.

Katakanlah, kita memiliki perilaku yang positif dan perhatian besar terhadap bahasa asing yang ingin kita kuasai, berapa lama kita harus belajar untuk mencapai kefasihan tingkat dasar bahasa asing tersebut? 

Foreign Service Institute (FSI), AS, mengelompokkan bahasa-bahasa ke dalam 4 grup besar. Dan menurut hasil penelitian FSI, dibutuhkan sekitar 480 jam untuk mencapai kefasihan dasar bercakap-cakap dalam bahasa kelompok 1 (Perancis, Jerman, Indonesia, Italia, Portugis, Rumania, Spanyol, Swahili). Namun untuk fasih berbicara dalam bahasa yang ada di kelompok 2-4, kita harus menghabiskan waktu 720 jam. 

Jika kita mampu mengalokasikan waktu 10 jam per hari untuk mempelajari bahasa asing, maka dalam waktu 48 hari kita akan mampu bercakap-cakap dengan kefasihan standar dalam waktu 48 hari untuk bahasa di kelompok 1 dan 72 hari untuk bahasa di kelompok 2-4. Jika menghitung hari libur, dibutuhkan sekitar 2 sampai 3 bulan untuk mencapai kefasihan standar tersebut. 

Dapat kita simpulkan bahwa mempelajari bahasa asing adalah sebuah kegiatan yang sifatnya time-intensive. Dan bagi sebagian orang, agak sulit untuk mengalokasikan dan mendedikasikan waktu tersebut untuk belajar. 

Lima Manfaat AI dalam Pembelajaran Bahasa Asing

Saat ini, sudah ada banyak aplikasi mobile yang dapat membantu kita mempelajari bahasa asing hanya dengan menghabiskan waktu beberapa menit setiap hari dan dengan cara belajar yang fun. Jangan khawatir karena saat ini ada banyak aplikasi mobile yang dapat membantu kita mempelajari bahasa asing hanya dengan mendedikasikan beberapa menit setiap hari untuk belajar. 

Salah satu aplikasi language learning yang populer adalah Duolingo. Aplikasi ini memecah materi pembelajaran bahasa asing itu ke dalam bagian-bagian lebih kecil yang akan lebih mudah dikelola. Pengguna pun akan lebih mudah mempelajarinya di mana saja kapan saja. Materinya pun disesuaikan dengan kebutuhan setiap pengguna dan dikemas dalam format yang menyenangkan.

Seiring perkembangan dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), aplikasi-aplikasi pembelajaran bahasa asing ini pun membenamkan kecerdasan buatan di dalamnya. Ada lima manfaat AI dalam aplikasi-aplikasi kategori language learning ini.

1.Memberikan umpan balik instan

Dengan AI, platform pembelajaran bahasa dapat secara otomatis memberikan nilai tes/ujian dan menganalisis tulisan begitu pengguna menyerahkan jawaban atau tugasnya. Tidak hanya memberikan nilai, AI memungkinkan aplikasi memberitahukan letak kesalahan dan memberikan rekomendasi agar pengguna terhindar dari kesalahan tersebut di lain waktu.

Bagi pengajar, solusi belajar berbasis AI ini memungkinkan mereka mengidentifikasi kelemahan pada kurikulum dan membantu meningkatkan pembelajaran.

2.Meningkatkan keterlibatan dalam proses pembelajaran

Pengguna bisa belajar dari mana saja sesuai kemampuannya, menetapkan sendiri tujuannya, dan memperoleh kurikulum terpersonalisasi. AI juga memungkinkan pengembangan gim, kuis, dan aktivitas-aktivitas belajar lainnya yang akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

3.Chatbot, si teman belajar

Para pengembang aplikasi belajar bahasa asing kini memanfaatkan chatbot untuk memberikan kesempatan praktik kepada pengguna aplikasi. Chatbot yang ditenagai AI ini akan merespons pesan pengguna secara personal bahkan chatbot bisa mengevaluasi atau memberikan saran agar pengguna dapat menggunakan bahasa asing dengan lebih baik. Lebih menyenangkan lagi bagi pengguna karena mereka tidak perlu takut jika melakukan kesalahan karena bukan guru atau instruktur yang mereka hadapi.

4.Terjemahan oleh mesin

Penerjemahan oleh mesin (machine translation) mengalami lompatan besar berkat teknologi AI, seperti neural machine translation. Teknologi ini dapat diintegrasikan dengan sistem pembelajaran bahasa asing. 

Machine Translation sebagai Bad Model adalah sebuah teknik mengajar di mana murid menemukan dan membetulkan kesalahan pada materi yang diterjemahkan oleh mesin. Cara ini akan membantu murid memahami bahasa asing dan permainan kata-kata di dalamnya dengan lebih baik. Murid juga dapat meningkatkan kemampuan membuat kalimat dan menambah kosa kata. 

5.Tidak perlu takut gagal

Berbuat kesalahan adalah wajar dan kita belajar dari kesalahan. Namun ketika murid membuat kesalahan, memperoleh nilai buruk atau salah menjawab, mereka umumnya merasa malu atau bahkan enggan menjawab pertanyaan guru. AI tidak akan menghukum atau menggunakan kata-kata yang mungkin membuat murid merasa malu dan rendah diri, bahkan padam semangatnya untuk belajar. 

Baca Juga: Chip AI Nvidia H200 Tawarkan Spesifikasi Ganas, Hadir Awal Tahun Depan

Baca Juga: Tools AI ini Mampu Mengubah Gambar dari 2D ke 3D dengan Cepat