Find Us On Social Media :

Huawei Luncurkan Chipset Kirin 9006C dengan Fabrikasi 5 nm

By Adam Rizal, Selasa, 12 Desember 2023 | 13:30 WIB

Huawei Kirin 9006c

Huawei meluncurkan chip terbarunya Kirin 9006C yang dibuat dengan teknologi fabrikasi 5 nanometer (nm), mempercepat pengembangan setelah merilis Kirin 9000S dengan fabrikasi 7 nm beberapa bulan lalu. Meskipun menghadapi sanksi AS terkait akses ke industri semikonduktor, Huawei tampaknya percaya diri dengan langkah-langkah inovatifnya.

Setelah dikenalkannya Kirin 9000S, yang sukses di Huawei Mate 60, perusahaan berusaha mengatasi keterbatasan sanksi AS terhadap kerja sama dengan pabrik semikonduktor seperti Qualcomm. Kirin 9000S, meski belum sebanding dengan chipset terbaru lainnya, dinilai memiliki desain canggih oleh sejumlah pelaku industri.

Huawei terus mengejar inovasi dengan merilis Kirin 9006C, prosesor dengan delapan inti CPU ARM, teknologi node proses 5nm, dan kecepatan clock maksimum 3,13GHz. Meskipun chip ini saat ini terpasang di laptop Huawei Qingyun L540, diperkirakan akan dimasukkan ke dalam seri ponsel P70 pada tahun depan, menunjukkan ketangguhan Huawei dalam mengatasi hambatan sanksi AS.

Kembangkan Chip AI

Ilustrasi Chip AI (Artificial Intelligence)

Huawei Technologies akan mengembangkan chipset dan GPU artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan secara mandiri, menyusul keputusan Amerika Serikat (AS) membatasi ekspor chip AI ke China. Padahal, nilai ekspor chip AI asal China sungguh menggiurkan senilai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp111,1 triliun. Dampaknya, Nvidia terpaksa mengurangi aktivitas bisnisnya di China. Padahal, Nvidia adalah penyedia utama chip AI di China dengan pangsa pasar lebih dari 90 persen.

Huawei sendiri telah mengembangkan chip AI Ascend yang selevel dengan chip Nvidia A100 dan H100 tetapi kemampuan kinerjanya masih kalah jauh dengan chip AI Nvidia. Saat ini Nvidia mendominasi pasar chip AI global dengan A100 dan H100.

Seorang Analis Pasar Utama Guotai Junan Jiang Yifan mengatakan ketergantungan perusahaan China pada chip dan ekosistem perangkat lunak Nvidia adalah masalah besar, mengingat perusahaan China membutuhkan chip AI Nvidia dalam jumlah besar tetapi pemerintah AS mempersulitnya.

"Pembatasan ekspor AS ini mendorong Nvidia keluar dari pasar China. Ini akan menjadi kesempatan chip Huawei Ascend untuk unjuk gigi," ujarnya.

Meskipun demikian, perpindahan ke chip Huawei akan menimbulkan tantangan, terutama terkait ekosistem. Banyak proyek AI canggih saat ini dibangun dengan menggunakan arsitektur pemrograman CUDA yang populer yang dikembangkan oleh Nvidia.

Hal ini menciptakan ekosistem global yang besar untuk melatih model AI tingkat tinggi. Versi Huawei, yang disebut CANN, memiliki keterbatasan dalam hal model AI yang dapat dilatih, sehingga masih memiliki jarak yang cukup jauh untuk menandingi Nvidia.

Untuk berhasil merebut pangsa pasar Nvidia, Huawei harus menciptakan ekosistem yang setara dengan yang telah dibangun oleh Nvidia. Hal ini melibatkan dukungan untuk klien agar mereka dapat memindahkan data dan model mereka ke platform Huawei sendiri.

Selain itu, isu hak kekayaan intelektual juga menjadi kendala, karena banyak paten GPU penting dipegang oleh perusahaan AS. Menciptakan solusi yang setara diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun. Kemenangan di pasar chip AI akan menjadi pencapaian besar bagi Huawei, terutama mengingat tekanan ekspor AS yang telah mereka hadapi sejak 2019.

Huawei telah berusaha keras untuk menjadi pemain utama dalam komputasi untuk AI, yang juga merupakan langkah strategis dalam mencapai kemandirian teknologi. Pada tahun lalu, Huawei telah meluncurkan berbagai produk canggih seperti chip smartphone dan alat desain chip yang mengindikasikan upaya mereka dalam melawan pembatasan AS.

Huawei juga bertujuan untuk menjadi penyedia utama daya komputasi untuk AI. Dengan ini, Huawei berharap untuk membangun dasar komputasi untuk China dan memberikan alternatif signifikan dalam dominasi AS di bidang ini.

Huawei telah menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan China, termasuk iFlyTek, yang merupakan pemain utama dalam industri perangkat lunak AI China dan menggunakan chip Ascend 910 untuk melatih model AI mereka, meskipun juga telah masuk dalam daftar hitam oleh AS pada tahun 2019.

Baca Juga: Antisipasi Perubahan Iklim, China Kembangkan Model AI Terbaru

Baca Juga: Ini Bocoran Fitur AI Windows 12, Copilot AI hingga Windows Shell