Find Us On Social Media :

Meta Digugat Hukum Akibat Pakai Karya Tanpa Izin Buat Pelatihan AI

By Adam Rizal, Jumat, 15 Desember 2023 | 11:00 WIB

Model AI Meta Llama 2

Meta Platforms tersangkut permasalahan hukum karena permasalahan hak cipta dari penulis terkenal seperti Sarah Silverman dan Michael Chabon. Kedua penulis itu menduga Meta menggunakan ribuan buku yang memiliki hak cipta tanpa izin untuk melatih model bahasa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatannya, Llama.

Laporan sebelumnya, tim hukum Meta telah memberikan peringatan keras tentang risiko hukum penggunaan buka hak cipta tanpa izin untuk pelatihan AI. Kebingungan hukum semakin kompleks dengan munculnya bukti dari chat log yang menunjukkan peneliti yang terafiliasi dengan Meta, Tim Dettmers, membahas pengadaan data di server Discord.

Dalam chat log tersebut, Dettmers terlibat dalam percakapan dengan departemen hukum Meta, menggarisbawahi kekhawatiran tentang legalitas penggunaan file buku untuk data pelatihan. Tim hukum telah memperingatkan agar Meta tidak melanjutkan rencana pelatihan AI-nya dengan buku-buku tersebut.Peserta dalam obrolan tersebut berdebat apakah pelatihan AI dengan data itu dapat dibenarkan berdasarkan doktrin penggunaan wajar, suatu prinsip hukum AS yang melindungi penggunaan tertentu tanpa izin atas karya berhak cipta.

Perkembangan terkini dalam kasus ini termasuk penolakan sebagian gugatan Silverman oleh hakim California bulan lalu, yang mendorong penulis untuk mengupayakan amandemen terhadap klaim mereka, menunjukkan adanya perkembangan situasi hukum. Implikasi dari pertarungan hukum ini tidak hanya berdampak pada Meta, tetapi juga potensial memengaruhi industri AI. 

Keberhasilan dalam tuntutan hukum ini dapat meningkatkan biaya pengembangan model AI yang memerlukan banyak data, karena perusahaan mungkin diawasi lebih ketat dan menghadapi tuntutan kompensasi dari konten kreator. Selain itu, peraturan baru di Eropa dapat memaksa perusahaan AI, termasuk Meta, untuk mengungkapkan data yang digunakan untuk melatih model mereka, menambah risiko hukum tambahan.

Model Llama Meta, khususnya versi terbaru, Llama 2, yang dirilis pada musim panas, menjadi pusat kontroversi. Meskipun versi pertama dilatih menggunakan "Books3 section di ThePile," detail tentang data pelatihan untuk Llama 2, yang berpotensi mengganggu pasar perangkat lunak AI generatif, tidak diungkapkan oleh Meta.

Meta, sebagai perusahaan teknologi yang mengelola platform media sosial populer seperti Facebook dan Instagram, baru-baru ini dilaporkan tengah dihadapkan pada tuntutan hukum atas tuduhan pelanggaran hak cipta.Tuntutan yang diajukan oleh Sarah Silverman dan Michael Chabon menuding bahwa Meta menggunakan ribuan buku berhak cipta tanpa izin untuk melatih model AI buatannya, Llama.

Meskipun tim hukum Meta memberikan peringatan keras terkait risiko hukum yang terkait dengan penggunaan buku bajakan untuk melatih AI, tampaknya perusahaan ini tetap melakukan pelanggaran, yang kemudian menimbulkan kontroversi. Kebingungan tentang ketegasan hukum ini terlihat dari percakapan antara peneliti yang terafiliasi dengan Meta, Tim Dettmers, yang membahas pengadaan data di server Discord.

Dari hasil percakapan tersebut, Dettmers terlibat dalam diskusi dengan departemen hukum Meta, menyoroti kekhawatiran tentang legalitas penggunaan file buku untuk data pelatihan. Tim hukum dilaporkan memperingatkan agar tidak segera menggunakannya, dengan alasan terkait "buku dengan hak cipta aktif."

Dalam perkembangan terkini, tuntutan ini sempat ditolak oleh pengadilan California beberapa bulan lalu karena bukti yang kurang kuat dari klaim para penulis yang merasa dirugikan oleh tindakan Meta tersebut seperti dikutip Gizmochina.

Sementara tuntutan hukum terhadap Meta ini tidak hanya memengaruhi potensi risiko dari AI milik Meta, tetapi juga industri AI secara keseluruhan. Industri AI, terutama mereka yang mengembangkan model AI sendiri, harus lebih transparan tentang asal-usul data pelatihan model AI mereka dan apakah tindakan mereka melanggar kekayaan intelektual dan hak cipta atau tidak.

Baca Juga: Gebrakan Teknologi AI Generatif Bakal Mengubah Bisnis pada 2024

Baca Juga: Sempat Dihentikan, OpenAI Kembali Buka Pendaftaran ChatGPT Plus