Find Us On Social Media :

Platform CUDA Sukses Bantu NVIDIA Dominasi Pasar AI di Dunia

By Adam Rizal, Selasa, 19 Desember 2023 | 10:30 WIB

Ilustrasi Chip Nvidia.

Sebagai pabrikan prosesor ternama di dunia Intel tidak bisa tinggal diam melihat pemain baru NVIDIA mendominasi pasar chip AI di dunia, menyusul tingginya permintaan chip AI karena perusahaan teknologi menjadikan AI sebagai prioritas utama pengembangan inovasi teknologi.

CEO Intel Pat Gelsinger mengungkapkan kunci sukses NVIDIA mendominasi pasar AI adalah suksesnya NVIDIA menciptakan dan memaksimalkan platform CUDA. Intel pun siap mematahkan dominasi Intel CUDA itu dengan metode inferensi. Inferensi adalah proses penggunaan model AI yang dilatih untuk memprediksi hasil baru berdasarkan data baru. Proses inferensi ini lebih efisien daripada proses pelatihan model baru, karena model yang sudah dilatih dapat digunakan berulang kali.

 "Meski CUDA memiliki keunggulan dalam pemrosesan umum menggunakan GPU untuk berbagai tujuan, kami berambisi mematahkan dominasi tersebut dengan fokus pada metode inferensi," katanya.

CUDA atau (Compute Unified Device Architecture) adalah platform komputasi NVIDIA yang memungkinkan perangkat lunak menggunakan GPU untuk pemrosesan umum, baik untuk grafis, audio bahkan machine learning. Intel sendiri memperkenalkan platform AI mereka, OpenVINO, yang didesain untuk bersaing dengan CUDA, menawarkan optimisasi AI dan fitur lebih banyak. 

Meskipun Intel memiliki tantangan besar mengingat CUDA sudah mapan di industri AI, persaingan semakin intens dengan AMD's ROCm,  (Radeon Open Compute) yang ditujukan untuk perangkat akselerator AI seperti AMD MI300X. Menariknya ROCm ini juga dihadirkan sebagai fitur Open Source oleh AMD.

Tentunya persaingan antara ketiga perusahaan tersebut akan semakin kuat di masa mendatang karena akan semakin melahirkan inovasi teknologi yang kian cangih, khususnya di bidang AI.

Grace Hopper

CFO NVIDIA Colette Kress mengungkapkan NVIDIA akan menyajikan CPU Grace Hopper server dalam paket single chip untuk data center. NVIDIA sendiri memiliki superchip server berbasis ARM dengan arsitektur Grace Hopper yang terdiri dari CPU dan GPU. NVIDIA juga memiliki opsi superchip kedua untuk para kliennya di segmen data center, yaitu CPU Only (CPU + CPU).

"Kami ingin memenuhi permintaan pasar yang menginginkan pilihan yang lebih sederhana. Dengan menyediakan CPU Grace Hopper dalam satu chip, NVIDIA berharap dapat memenuhi kebutuhan prosesor server dengan segmen yang lebih bervariasi," katanya.

"Ada permintaan lain dari konsumen NVIDIA, yang tidak membutuhkan komputasi super kencang, yang mana dengan satu chip CPU Grace Hopper saja, kebutuhan tersebut bisa diakomodir," ucapnya.

Spesifikasi superchip Grace Hopper (CPU Only) termasuk 144 core, dukungan memori LPDDR5X hingga 960 GB, konsumsi daya 500W, cache L3 117 MB, dan 58 jalur Gen5, semuanya menggunakan node proses TSMC 4N. Prosesor server berbasis ARM dianggap bersaing dengan kekuatan komputasi dan efisiensi daya Prosesor berbasis ARM lainnya.

Pabrikan Terbesar 

NVIDIA sangat cerdas melihat peluang bisnis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang sedang naik daun dengan menjual Chip AI A100, H100 dan H200. Hasilnya, perusahaan teknologi raksasa berlomba-lomba mengantri mendapatkan pasokan Chip AI tersebut dan membuat chip AI NVIDIA langka di pasar serta membuat harganya yang melambung.

Fenomena itu membuat keuntungan NVIDIA meroket dan menjadikannya sebagai pabrikan semikonduktor terbesar di dunia, mengalahkan TSMC dan Intel. Informasi ini berasal dari analis keuangan, Dan Nystedt, yang merangkum data keuangan dari empat perusahaan chip utama, yaitu Intel, Nvidia, Samsung Semiconductor, dan TSMC sejak kuartal-I 2021. 

Pada kuartal-III 2023, Nvidia berhasil menggeser TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company) dan kini memimpin dengan pendapatan mencapai 18,12 miliar dolar AS (Rp 281,4 triliun). Posisi kedua ditempati oleh TSMC dengan pendapatan 17,28 miliar dolar (Rp 268,4 triliun), diikuti oleh Intel dan Samsung pada posisi ketiga dan keempat dengan pendapatan masing-masing 14,16 miliar dolar AS (Rp 220 triliun) dan 12,52 miliar dolar AS (Rp 194,4 triliun).

Hal itu adalah prestasi gemilang Ini karena Nvidia berada di posisi terbawah di antara empat perusahaan chip terbesar pada awal tahun. Grafik pendapatan Nvidia mengalami lonjakan tajam sejak kuartal pertama tahun ini, dengan pertumbuhan 206 persen pada kuartal-III 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Dari pendapatan mencapai 18,12 miliar dolar AS, Nvidia meraih keuntungan sebesar 10,42 miliar dolar AS (Rp 162,8 triliun), menjadi yang terbesar di atas TSMC yang mencatat laba sebesar 7,21 miliar dolar AS (Rp 112 triliun) seperti dikutip Tom's Hardware.

Keberhasilan Nvidia dipengaruhi oleh kepemilikan properti intelektual (IP), menjadikan pendapatan dan keuntungan per chip yang dihasilkannya lebih besar dibandingkan TSMC, yang fokus pada tahap manufaktur produksi chip.

Salah satu pendorong utama pendapatan Nvidia berasal dari unit bisnis Data Center yang mencakup produk chip kecerdasan buatan. Menurut laporan Nvidia, unit bisnis ini terus mengalami peningkatan pendapatan sejak kuartal-IV tahun fiskal 2022 hingga saat ini.

Chipset Terganas

NVIDIA resmi meluncurkan chip AI terbaru H200 sekaligus menggantikan pendahulunya H100. Chip AI H200 menawarkan peningkatan signifikan, terutama pada GPU yang kini menggunakan memory jenis baru, HBM3e. Dengan HBM3e, chip AI H200 dapat mencapai memory bandwidth hingga 4.8 terabyte per detik, meningkat dari 3.35 terabyte per detik pada H100, dan kapasitas memory juga naik menjadi 141 GB dari 80 GB. 

Spesifikasi baru itu akan meningkatkan performa chip, khususnya dalam bidang generative AI. NVIDIA memastikan chip H200 kompatibel dengan sistem yang telah menggunakan chip H100 sebelumnya, bahkan dapat digunakan bersamaan. Hal ini memungkinkan pengguna H100 untuk beralih ke H200 tanpa perlu mengubah sistem yang sudah ada. 

Meski NVIDIA belum mengumumkan harga resmi, chip H200 dijadwalkan akan tersedia untuk pembelian pada awal tahun 2024, dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Google, Microsoft, dan Oracle diyakini menjadi pelanggan pertama yang akan mengadopsi teknologi ini.

Baca Juga: Alasan Kemampuan Dimensity 9400 Lebih Powerful dari Snapdragon 8 Gen 3

 Baca Juga: Microsoft Bakal Hadirkan Pilihan Uninstall Komponen AI di Windows 11