Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di IKN untuk menciptakan kota cerdas dan meningkatkan efisiensi pemerintahan melalui Smart Governance. Dalam Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara, konsep Smart Governance dijelaskan sebagai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk tata kelola pemerintahan yang efektif dan transparan.
Kepala OIKN Bambang Susantono mengatakan teknologi digital sangat diperlukan untuk menciptakan pemerintahan yang transparan, efektif dan efisien.
"Efisiensi akan menjadi pijakan utama dalam pengembangan IKN, dengan pemanfaatan teknologi seperti AI, Natural Language Processing, dan Robotic Process Automation," katanya.
Prof. Mohammed Ali Berawi (Deputi Transformasi Hijau dan Digital OIKN) mengatakan ia percaya bahwa IKN dapat menjadi percontohan bagi kota-kota lain dengan Smart Governance yang terpusat dan terpadu. "Sistem Smart Governance ini diharapkan meningkatkan transparansi, mengurangi birokrasi, dan menghemat waktu serta biaya operasional," ujarnya seperti dikutip Antara.
Ada empat solusi Smart Feature dalam Smart Governance yang akan diterapkan di IKN, mencakup City Management & Planning Services, Digital Service for Citizen, Smart Business Permit, dan Smart OIKN.
Penerapan konsep kota cerdas di IKN tidak hanya membuatnya efisien, tetapi juga inovatif dan berkelanjutan. Penerapan ini mencakup enam domain Kota Cerdas, seperti Smart Governance, Smart Transportation and Mobility, Smart Living, Smart Natural Resources and Energy, Smart Industry and Human Resources, serta Smart Built Environment and Infrastructure.
Penerapan teknologi digital di IKN sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 dan Peraturan Presiden No.63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara. Salah satu target pembangunan adalah mencapai peringkat tertinggi dalam e-government development index dari UN dan mencapai nilai >75 persen kepuasan layanan digital untuk aktor bisnis.
Baca Juga: Teknologi AI Bakal Ambil Alih Pekerjaan Manusia dan Dokter Bedah
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Empat Jenis Serangan yang Bisa Manipulasi Sistem AI