Find Us On Social Media :

Chatbot AI ini Bantu Orang Sembuh dari Sakit Mental, Sangat Persuasif!

By Adam Rizal, Selasa, 9 Januari 2024 | 09:00 WIB

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence).

Platform Character.ai memperkenalkan chatbot  'Psychologist' yang sukses membantu pengguna mengatasi masalah kesehatan mental. BBC International mengungkapkan chatbot AI itu telah membuktikan kemampuannya memberikan terapi mirip dengan profesional dan menjadikannya favorit bagi 3,5 juta pengguna harian. 

Ada lebih dari 78 juta pesan obrolan hingga saat ini di dalam chatbot AI itu dan intensitasnya terus meningkat sejak November. Angka itu mencerminkan tingginya interaksi pengguna dalam menangani permasalahan kesehatan mental.

Platform itu dikembangkan oleh pengguna bernama Blazeman98 sekitar setahun yang lalu. Chatbot AI itu menjadi populer di kalangan usia 18-30 tahun, mungkin karena gaya bahasanya yang dekat dengan kalangan tersebut.  Pemilik akun, Sam Zaia, terkejut melihat respons positif dan beragam testimoni dari pengguna yang merasa chatbot ini membantu mereka secara positif.

Sam Zaia menduga kepopuleran chatbot ini juga lantaran gaya bahasa yang dipakai sangat dekat dengan anak muda rentang usia 18-30 tahun. “Saya tidak pernah berpikir bahwa itu (chatbot) bisa menjadi sangat populer. Saya mulai mendapatkan banyak pesan dari banyak orang yang mengatakan mereka sangat terbantu secara positif berkat alat tersebut dan kini mereka telah nyaman menggunakannya," katanya.

Meskipun mendapat apresiasi, pakar psikologi Theresa Plewman memberikan peringatan. Meskipun teknologi ini dapat membantu dalam bidang psikologis, ia menyarankan agar pengguna tidak mengandalkan sepenuhnya pada chatbot sebagai solusi, karena bisa memberikan informasi yang keliru.

 "Sangat penting Anda berkonsultasi lebih lanjut dengan seorang psikolog profesional daripada mengandalkan chatbot sebagai patokan utama," ujarnya.

"Robot ini punya banyak ungkapan dan respons yang begitu cepat terutama dalam membuat asumsi, seperti memberikan saya nasihat terkait depresi ketika saya mengatakan perasaan yang sedang sedih. Respon seperti ini bukanlah seperti apa yang akan dilakukan oleh manusia,” jelas Theresa Plewman.

Baca Juga: Teknologi AI Sukses Percepat Penemuan Pengobatan Kanker Payudara

Baca Juga: Intel Buat Perusahaan Software AI Articul8 AI, Tawarkan Keamanan Data