Find Us On Social Media :

Cari Pengganti Litium, Microsoft Pakai AI Cari Material Baterai Baru

By Adam Rizal, Jumat, 12 Januari 2024 | 09:00 WIB

Microsoft AI

Microsoft dan Pacific Northwest National Laboratory (PNNL) berkolaborasi mencari bahan baku baterai pengganti litium dengan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan cloud computing. Microsoft telah menemukan elektrolit solid state baru yang dapat mengurangi risiko ledakan baterai dan mengurangi ketergantungan pada litium. Tak hanya itu, material baru itu juga tidak membutuhkan banyak litium, yang saat ini makin sulit ditemukan karena tingginya permintaan baterai untuk mobil elektrik.

Kombinasi material litium dan sodium dapat mengurangi penggunaan sodium hingga 70 persen. Material baterai solid state diklaim lebih aman daripada baterai litium ion saat ini yang memakai elektrolit cair yang rawan terbakar. Kolaborasi ini dimulai ketika Microsoft menyediakan platform Azure Quantum Elements (AQE) kepada PNNL pada 2023. 

AQE sendiri adalah sebuah platform performa tinggi dengan kemampuan komputasi kuantum untuk meneliti bahan baku baterai yang menggunakan litium paling sedikit. Menggunakan AQE, peneliti PNNL menemukan 32 juta kandidat material baterai baru, dan dengan bantuan AI, mempersempitnya menjadi 23 material yang memenuhi kriteria.

"32 juta adalah jumlah yang tak akan pernah bisa kami temukan. Bayangkan seorang manusia duduk dan meneliti 32 juta material dan memilih satu atau dua dari jumlah itu. Ini hal yang tak mungkin terjadi," kata Vijay Murugesan, peneliti di PNNL seperti dikutip The Verge.

Proses ini memakan waktu 80 jam, signifikan lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional. Microsoft berharap teknologi AI dapat mempercepat penemuan ide dan material baru untuk baterai ramah lingkungan. Meskipun masih memerlukan banyak pengujian, langkah ini mendemonstrasikan potensi AI dalam mempercepat riset dan pengembangan material inovatif.

Setidaknya dibutuhkan ratusan prototipe baterai yang perlu dibuat, diuji, dan diperbaiki sampai akhirnya material tersebut terbukti bisa dipakai. Jadi, hasil penelitiannya ini mungkin tak akan tersedia di pasaran dalam waktu dekat.