Harga solid state drive (SSD) diperkirakan akan semakin mahal tahun ini karena produsen chip memori NAND yang digunakan dalam SSD, seperti Samsung, Kioxia, SK Hynix, dan Micron akan meningkatkan harganya. Pada tahun lalu, harga SSD turun karena pasokan chip memori melimpah dan permintaan yang rendah, memberikan keuntungan bagi konsumen dengan banyak pilihan SSD yang terjangkau.
Data DRAMeXchange yang memantau harga chip memori di pasar spot, menunjukkan bahwa harga NAND TLC (Triple-Level Cell) mencapai titik terendah pada Juli 2023, namun sejak itu mulai naik. Saat ini, harga chip TLC 512 GB naik sekitar 120 persen dibandingkan bulan Juli 2023, sementara harga TLC 256 GB dan 128 GB masing-masing naik 60 persen dan 22 persen.
Meskipun demikian, laporan dari firma riset pasar Trendforce menyatakan bahwa produsen belum mencapai titik impas, dan harga chip memori NAND perlu naik sekitar 40 persen agar mencapai impas. Untuk mendapatkan keuntungan, kenaikan harga bisa mencapai 50 persen atau lebih.
Selain menaikkan harga, produsen juga dilaporkan mengurangi produksi chip memori NAND untuk menghabiskan stok dan menjaga stabilitas harga. Contohnya, Samsung telah memotong output pabriknya sebanyak 50 persen sejak September 2023 seperti dikutip Tom's Hardware.
Dengan pangsa pasar global terbesar, Samsung mencapai 31,4 persen, diikuti oleh SK Group (20,2 persen), Western Digital (16,9 persen), dan Kioxia (14,5 persen). Dampak dari faktor-faktor ini diperkirakan akan menyebabkan lonjakan harga SSD tahun ini, dengan beberapa model populer sudah mengalami kenaikan hingga 35 persen dibandingkan September 2023. Jika tren ini berlanjut, harga bisa melonjak 50 persen lebih tinggi dibandingkan empat bulan sebelumnya.
Baca Juga: Begini Cara OpenAI ChatGPT Terhindar dari Pelanggaran Hak Cipta
Baca Juga: Akhirnya Valve Restui Game Buatan AI Hadir di Steam, Ini Syaratnya