OpenAI berusaha mengatasi kekhawatiran terkait penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam pemilihan umum. Hal itu terungkap dalam laporan Laboratorium AI OpenAI yang mempublikasikan pos blog pada Senin 15 Januari untuk mengatasi kekhawatiran bahwa teknologinya akan ikut campur dalam pemilihan umum, di mana lebih dari sepertiga penduduk dunia bersiap-siap menuju tempat pemungutan suara tahun ini.
CEO OpenAI Sam Altman mengekspresikan kecemasannya di Kongres tentang potensi disinformasi melalui penggunaan AI generatif. OpenAI menggandeng Asosiasi Nasional Sekretaris Negara di Amerika Serikat untuk memastikan integritas pemilihan, dengan ChatGPT mengarahkan pengguna ke CanIVote.org. Microsoft sendiri merilis dua produk yaitu ChatGPT, yang dapat meniru tulisan manusia dengan meyakinkan, dan DALL-E, yang teknologinya dapat digunakan untuk membuat "deepfake," atau gambar yang terlihat nyata namun dibuat secara palsu.
Karena itu, OpenAI berupaya memberikan transparansi terkait gambar-gambar yang dihasilkan oleh DALL-E dengan menambahkan ikon "cr" dan mengidentifikasi konten yang dihasilkan, serta melarang penggunaan potensial yang dianggap abusif.
"ChatGPT akan mengarahkan pengguna ke CanIVote.org ketika ditanya pertanyaan terkait pemilu tertentu," katanya.
Meskipun menghadapi tantangan dalam pengawasan platform, perusahaan menegaskan komitmen untuk mencegah penyalahgunaan teknologinya, termasuk larangan membuat gambar orang sungguhan, termasuk kandidat politik. Tak hanya itu, OpenAI juga melarang penggunaan teknologinya dalam cara-cara yang telah mereka identifikasi sebagai berpotensi abusive, seperti menciptakan chatbot yang berpura-pura menjadi orang sungguhan.
"Mereka juga melarang DALL-E untuk membuat gambar orang sungguhan, termasuk kandidat politik," katanya.
Baca Juga: Ini Keunggulan Snapdragon 8 Gen 3 for Galaxy Milik Galaxy S24 Series
Baca Juga: Alasan Model AI LLMs Cocok Buat Bisnis, Cepat dan Berkualitas!