Find Us On Social Media :

Demi Wujudkan Metaverse, Meta Kembangkan Teknologi AI Menjadi AGI

By Adam Rizal, Senin, 22 Januari 2024 | 10:00 WIB

Metaverse

CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan perusahaannya saat ini sedang fokus mengembangkan teknologi artificiaI general intelligence (AGI), sebuah teknologi yang jauh lebih canggih dari teknologi AI pada umumnya. Meta bakal mengerahkan sebagian besar sumber daya yang dimilikinya untuk riset dan pembuatan produk. Harapannya, teknologi AGI Meta itu dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan Metaverse.

Meta memang menjadi salah satu raksasa teknologi dunia yang berperan aktif menggenjot perkembangan pesat AI dalam beberapa tahun terakhir. Sudah banyak produk-produk AI, termasuk generative AI, yang sudah dihasilkan Meta baik untuk tujuan penelitian maupun diterapkan ke produk dan layanan mereka sendiri. 

Teknologi AGI sendiri digadang-gadang merupakan jenis AI yang kecerdasannya akan setingkat dengan manusia alias human-level intelegence. Perusahaan lain, termasuk x.ai milik Elon Musk, OpenAI dan Google juga diketahui sudah mulai menuju ke arah sana. Sebelumnya, teknologi AI  generatif sukses membuat terobosan baru di dunia AI dengan pemahaman bahasa yang setara dengan manusia.

Meta akan menggabungkan dua tim riset AI mereka, yakni tim Fundamental AI Research (FAIR) yang dibentuk sejak 2013 silam dan tim GenAI yang dibentuk khusus untuk mengembangkan teknologi AI generatif beberapa tahun lalu. Hal itu dikarenakan pembuatan AGI membutuhkan sumber daya computing yang sangat besar.

Meta bakal memiliki infrastruktur dengan kekuatan sekitar 350 ribu NVIDIA H100, kartu grafis AI tercanggih dari NVIDIA saat ini. Sementara secara keseluruhan jika GPU lainnya yang dimiliki Meta dihitung menyentuh angka 600 unit GPU. Selain itu, AGI juga bakal dibuat menjadi open-source sehingga pemanfaatannya bakal lebih luas oleh pihak ketiga sekalipun.

Meta Multi-Modal

Meta meluncurkan fitur terbaru model artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan Multimodal ke dalam kacamata pintar Ray-Ban dari Meta. Berbeda dengan AI konvensional, model AI ini memiliki kemampuan untuk memproses, memahami, dan menghasilkan data. Fitur AI multimodal ini memungkinkan Ray-Ban memahami dan memproses perintah yang diucapkan pengguna melalui kamera internal. Selain itu, fitur AI itu dapat menulis atau memberikan deskripsi terhadap suatu objek. 

"Pengguna dapat meminta bantuan Meta AI untuk menulis keterangan pada foto yang diambil saat hiking atau meminta Meta AI untuk memberikan deskripsi objek yang dipegang," ujarnya seperti dikutip Gizmochina.

Tidak hanya itu, Meta juga mengumumkan kolaborasinya dengan Microsoft Bing untuk mendapatkan informasi secara real-time. Dengan integrasi Bing, pengguna dapat mengetahui berbagai informasi seperti skor olahraga, data restoran, saham, dan lainnya. Untuk menggunakan dukungan Bing, pengguna hanya perlu mengucapkan, "Hai Meta, siapa yang menjuarai Boston Marathon tahun ini di divisi putra?" Ray-Ban kemudian akan mencari informasi tersebut secara langsung.

Meskipun fitur AI multimodal ini masih dalam tahap uji coba oleh Meta dan belum tersedia untuk pengguna Ray-Ban secara umum, mereka memiliki kesempatan untuk mencobanya melalui program awal yang diluncurkan oleh Meta. Pengguna Ray-Ban diundang untuk mencoba fitur tersebut dan memberikan umpan balik, namun Meta memberi peringatan bahwa fitur baru ini mungkin belum berfungsi secara optimal karena masih dalam uji coba.

Kirim Pesan WhatsApp

Baru-baru ini, Meta menambahkan fitur terbaru ke dalam kacamata pintar smart glasses Ray-Ban Stories yang memungkinkan pengguna melakukan panggilan WhatsApp tanpa perlu menggenggam HP, mengirimkan pesan teks hingga mampu membacakan pesan WhatsApp yang masuk.

Sebelumnya, Ray-Ban Stories itu memiliki kemampuan untuk memotret, merekam video, mendengarkan musik atau podcast dan lainnya. CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan saat ini pengguna dapat membalas pesan teks di waktu yang bersamaan menggunakan perintah suara. Pembaruan ini akan mengintegrasikan kacamata pintar tersebut ke ekosistem Meta.

"Sekarang, Anda bisa melakukan panggilan, mendengar pesan yang dibacakan, dan mengirim pesan melalui (aplikasi) Whastap. Nantinya, Anda akan dapat langsung membalas pesan (melalui) Messenger ataupun Whatsapp melalui perintah suara,” katanya seperti dikutip The Verge.

Ray-Ban Stories

Ray-Ban Stories adalah hasil kerja sama antara Facebook dan EssilorLuxottica. Secara desain, Ray-Ban Stories tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kacamata hitam pada umumnya. Ray-Ban Stories akan hadir dengan sepasang kamera beresolusi 5 mega piksel (MP) dan terletak di masing-masing ujung bingkai kacamata bagian depan.

Kamera itu berfungsi untuk mengambil foto dan video dengan durasi maksimal 30 detik. Caranya, pengguna bisa memencet tombol atau asisten suara Facebook untuk memberi perintah. Anda dapat menghubungkan kacamata pintar itu juga dapat dihubungkan langsung dengan aplikasi Facebook View yang baru. Aplikasi itu sudah tersedia di iOS dan Android. Hal ini ditujukan untuk mempermudah pengguna mengunggah konten yang diambil Ray-Ban Stories ke ponsel.

Kacamata pintar Ray-Ban Stories juga memiliki teknologi Beamforming dan algoritma khusus yang mampu meredam suara bising di sekitar wilayah pengguna. Ray-Ban Stories hanya akan tersedia di pasar AS, Kanada, Inggris, Irlandia, Austria, Belgia, Italia, Spanyol, dan Australia. Namun, pasar yang sudah pasti akan menjual produk ini adalah AS, Australia, Kanada, Irlandia, Italia dan Inggris saja. Kacamata pintar Ray-Ban Stories dipatok sekitar 299 dollar AS atau Rp 4,2 juta.

Baca Juga: Gandeng Google Cloud, Samsung Tambah Fitur AI Galaxy S24 Series

 Baca Juga: Samsung Bakal Kenakan Biaya Pemakaian Fitur Galaxy AI Tahun Depan