Hal ini dialami secara pribadi oleh Audrey Izzati Zahira, WNI yang saat ini bekerja di Jepang.
Ia mulanya sulit mendapatkan pekerjaan ketika masih berada di Indonesia. Karena tak kunjung memberikan hasil, dengan keterampilan Bahasa Jepang seadanya Audrey nekat pergi ke Prefektur Nagano, untuk mengasah lebih dalam kemampuan bahasanya.
“Setelah mencoba melamar, akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan disini (Jepang). Semangat, keuletan, dan keceriaan saat wawancara membuat saya terpilih dan mendapatkan kesempatan kerja disini,” Ujar Audrey yang sudah bermukim enam tahun di Jepang.
Merry Rahmawati, Pengajar Bahasa Jepang Aki no Sora pada Edtech Cakap, pun memiliki pandangan yang mendukung cerita di atas.
Menurutnya, berbeda dengan Indonesia, Jepang saat ini banyak membutuhkan SDM di berbagai bidang seperti, perawat, staff Hotel, dan Industri Manufaktur apalagi setelah masa Pandemi.
“Setelah masa pandemi berakhir, akses dan kesempatan untuk bekerja di Jepang menjadi semakin mudah dan lebar. Saat ini perusahaan Jepang dan Indonesia kian getol bekerja sama dengan penawaran gaji yang tinggi,” ujar Merry.
“Maka itulah Bahasa Jepang sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai resolusi upgrade diri tahun ini. Tidak memerlukan waktu tahunan, untuk bisa lancar dalam berbicara dan berkomunikasi sehari-hari Bahasa Jepang diperlukan waktu tiga sampai lima bulan saja,” tambahnya.
Seperti Audrey, ketika Anda menginvestasikan waktu dan usaha dalam meningkatkan keterampilan, maka Anda pun berkesempatan untuk lebih unggul, memperluas karir, dan melesat lebih jauh. Jadi sudah siapkah Anda meng-upgrade diri dengan skill strategis tersebut?
Baca Juga: Tren Pekerjaan di Masa Depan, Skill AI Generatif Paling Dicari
Baca Juga: Yuk! Kuasai Kemampuan ini Supaya Tidak Digantikan Teknologi AI