Find Us On Social Media :

Ribuan Karyawan SAP Terkena Dampak Pengembangan AI Tahun Ini

By Adam Rizal, Jumat, 26 Januari 2024 | 09:00 WIB

Kantor SAP di Indonesia

Perusahaan software Jerman, SAP, akan melakukan perubahan besar-besaran pada tahun 2024 dengan fokus utama pada pengembangan kecerdasan buatan (AI). Kebijakan itu akan mempengaruhi 8.000 dari total 105.000 karyawan SAP.

Menurut pernyataan resmi di situs web SAP, SAL akan meningkatkan fokusnya pada pertumbuhan strategis utama, terutama dalam bisnis AI. SAP juga akan mengubah struktur operasional untuk mencapai sinergi organisasi, efisiensi berbasis AI, dan menyiapkan perusahaan menghadapi pertumbuhan pendapatan di masa depan.

SAP berencana melakukan restrukturisasi perusahaan pada 2024 untuk memastikan keahlian dan sumber daya mereka sesuai dengan kebutuhan bisnis di masa mendatang. Mayoritas dari 8.000 posisi yang terkena dampak diharapkan akan diisi melalui program cuti sukarela dan pengembangan ulang keterampilan internal.

Biaya restrukturisasi awalnya diperkirakan mencapai USD2 miliar, yang sebagian besar akan diakui pada paruh pertama 2024, berdampak pada laba operasional IFRS. Penghematan biaya dan reinvestasi sepenuhnya tercermin dalam prospek SAP tahun 2024 serta ambisi laba operasional non-IFRS tahun 2025 dan arus kas bebas.

Sebelumnya, SAP telah mengumumkan program restrukturisasi senilai USD2,2 miliar atau Rp34 triliun untuk memperkuat pemanfaatan kecerdasan buatan. "Restrukturisasi ini memungkinkan SAP untuk terus berinovasi sambil meningkatkan efisiensi bisnis, karena AI akan mengubah fundamental bisnis perusahaan," kata CEO SAP Christian Klein seperti dikutip Reuters.

SAP juga berkomitmen untuk menginvestasikan lebih dari USD1 miliar untuk mendukung startup teknologi berbasis AI melalui bisnis modal ventura perusahaan, Sapphire Ventures. Meskipun beberapa perusahaan teknologi telah melakukan pemutusan hubungan kerja belakangan ini untuk fokus pada AI dan otomatisasi, SAP tetap optimis terkait kondisi ketenagakerjaan dan program restrukturisasi mereka.

Sejumlah perusahaan teknologi, termasuk raksasa global seperti Google dan Microsoft, telah melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja dalam beberapa bulan terakhir. Alasannya, perusahaan-perusahaan itu berupaya untuk beralih fokus ke perangkat lunak AI dan otomatisasi guna meringankan beban kerja. 

Baca Juga: Adopsi Teknologi AI, Produktivitas Solusi Retur Instan Blibli Naik 50%

 Baca Juga: Google Bakal Hadirkan Chatbot AI Bard ke Aplikasi Google Messages