Pendiri Neuralink Elon Musk mengumumkan perusahaan berhasil menanamkan chip di otak manusia untuk pertama kalinya. Chip itu memiliki kemampuan untuk mengendalikan perangkat elektronik, seperti HP atau komputer hanya dengan menggunakan pikiran.
Melalui cuitannya, Musk memastikan manusia pertama telah menerima implan produk Neuralink dan pasien tersebut telah pulih dengan baik. Hasil awal menunjukkan adanya lonjakan neuron yang menjanjikan, tambahnya.
"Hasil awal menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan," katanya via akun X @elonmusk.
Selain itu, Musk juga memperkenalkan produk pertama Neuralink yaitu Telepathy yang memungkinkan pengguna mengendalikan perangkat dengan pikiran, terutama bagi mereka yang kehilangan fungsi anggota tubuhnya.
"Teknologi ini memungkinkan seseorang seperti Stephen Hawking untuk berkomunikasi dengan lebih cepat, mengatasi keterbatasan fisiknya," ujarnya seperti dikutip Reuters.
Rencana uji coba penanaman chip di otak telah diumumkan oleh perusahaan sejak tahun lalu. Chip itu dipasang melalui pembedahan di bagian otak yang mengendalikan gerakan, dan direkam serta dikirimkan sinyalnya ke sebuah aplikasi.
Neuralink mulai mencari partisipan penelitian, terutama mereka yang mengalami cedera tulang belakang leher atau ALS, untuk mengikuti uji coba selama enam tahun. Penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) yang dideritanya sejak usia 21 tahun membuatnya lumpuh dan mengandalkan kursi roda untuk mobilitas.
Neuralink telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk melakukan uji coba pertama pada manusia. Meskipun demikian, Neuralink juga menghadapi tantangan dan kritik terkait protokol keselamatan dan kepatuhan regulasi, termasuk tuntutan terkait keamanan teknologinya setelah adanya masalah pada implan yang diuji pada monyet.
Meskipun begitu, Neuralink terus maju dengan visinya untuk membantu mereka yang mengalami kelumpuhan melalui pengembangan teknologi yang revolusioner. Neuralink itu bernilai sekitar USD5 miliar pada bulan Juni lalu, tetapi empat anggota parlemen pada akhir November meminta Komisi Sekuritas dan Bursa AS untuk menyelidiki apakah Musk telah menyesatkan para investor mengenai keamanan teknologinya setelah catatan dokter hewan menunjukkan masalah pada implan pada monyet termasuk kelumpuhan, kejang, dan pembengkakan otak.
Baca Juga: Kominfo Targetkan UU AI di Indonesia Disahkan Sebelum 2026
Baca Juga: Demi Kalahkan ChatGPT, Elon Musk Cari Dana Rp94 T Kembangkan xAI