Pendiri Facebook dan CEO Meta Mark Zuckerberg mengungkapkan arah masa depan Meta yang telah berusia 20 tahun tersebut terutama terkait dengan artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Dalam sebuah video, Zuckerberg menyoroti rencana Meta mengembangkan artificial general intelligence (AGI) atau kecerdasan buatan umum. AGI sendiri menjadi fokus banyak perusahaan teknologi sejak peluncuran ChatGPT.
Sayangnya, Zuckerberg tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai kapan AGI akan menjadi kenyataan atau seperti apa bentuknya dalam wawancara. Mark Zuckerberg telah memegang kendali perusahaan sejak mendirikan Facebook hampir 20 tahun yang lalu, tidak seperti beberapa pendiri perusahaan teknologi besar lainnya seperti boss Amazon Jeff Bezos dan Google Larry Page yang mengundurkan diri setelah masa jabatan yang panjang di perusahaan masing-masing dan membuka jalan bagi generasi berikutnya
Saat ini, Zuckerberg masih memegang kendali perusahaan dan telah mengambil risiko jangka panjang dalam tren seperti metaverse, AI, dan perangkat keras realitas virtual (VR) yang mahal. Kinerja Meta juga terbukti kuat dengan sahamnya naik 168 persen selama 12 bulan terakhir, sehingga nilainya melampaui USD1 triliun. Kekayaan bersih Zuckerberg juga mencapai USD142 miliar menurut catatan Bloomberg.
CTO Meta Andrew Bosworth mengatakan Meta telah menaruhkan jangka panjang perusahaan ke teknologi yang sedang berkembang. "Keputusan ini sangat tidak mudah. Tidak ada jaminan keberhasilan dan biayanya pun tidak murah. Namun, ini adalah langkah yang sangat penting bagi perusahaan teknologi untuk tetap relevan dalam jangka panjang," ujarnya seperti dikutip Business Insider.
Borong Chip Mahal
Mark Zuckerberg akan memborong ratusan ribu chip artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Nvidia untuk mengembangkan teknologi AI super canggih yaitu ArtificiaI General Intelligence (AGI). Banyak kalangan menilai kemampuan AGI menyamai kemampuan berpikir otak manusia bahkan bisa lebih pintar lagi.
Dalam pengumuman di Instagram, Zuckerberg menyebut rencananya untuk membeli 350.000 chip grafis H100 Nvidia senilai USD 30.000 per unit untuk mendukung model AI. AGI adalah tujuan di mana AI mencapai atau melebihi kecerdasan manusia, yang mengundang perdebatan tentang konsekuensinya.
Dame Wendy Hall (Ilmuwan komputer dari Universitas Southampton) mengungkapkan ia khawatira terhadap pemikiran AGI yang terbuka untuk publik tanpa adanya pengaturan yang matang.
"Masalah AGI ini Dia harus segera diselesaikan karena menyangkut keamanan dan keselamatan pengguna," katanya.
Andrew Rogoyski, (Direktur Institute for People-Centred AI di University of Surrey, juga) memperingatkan bahwa keputusan sebesar ini seharusnya tidak hanya bergantung pada perusahaan teknologi besar seperti Meta (Facebook). Dia menekankan perlunya konsensus internasional dalam menangani isu semacam ini.
Meskipun Meta bukan satu-satunya perusahaan yang berusaha membangun AGI, niat mereka untuk menjadikannya terbuka untuk publik memunculkan berbagai kekhawatiran, terutama terkait potensi penyalahgunaannya.
Baca Juga: Kominfo Targetkan UU AI di Indonesia Disahkan Sebelum 2026
Baca Juga: Antisipasi Permintaan AI, AWS Siapkan Rp157 T Bangun Dua Data Center