Find Us On Social Media :

Lagi Viral! Ini Cara Membuat Akun Friendster dan Penyebab Ditutup

By Adam Rizal, Rabu, 31 Januari 2024 | 13:00 WIB

Ilustrasi Friendster

Kembalinya platform media sosial Friendster setelah periode penutupan selama delapan tahun menjadi sorotan hangat di berbagai wadah diskusi online. Istilah "Friendster" bahkan menjadi trending topic di berbagai platform media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Saat ini, para pendaftar di Indonesia harus bersabar menunggu perilisan kembali Friendster agar dapat diakses kembali. Sebelumnya, Friendster adalah salah satu media sosial yang muncul pada bulan Maret 2002 di Kanada. Platform ini telah eksis sebelum media sosial lainnya seperti MySpace dan Facebook yang dikelola oleh Mark Zuckerberg. 

Friendster pertama kali dibuat oleh seorang programer asal Kanada bernama Jonathan Abrams pada tahun 2002. Investasi sebesar US$12 juta oleh Kleiner Perkins Caufield & Byers Benchmark Capital, dan investor swasta membantu mewujudkan Friendster. Nama "Friendster" diambil dari gabungan kata "Friend" yang berarti teman, dan "Napster".

Friendster termasuk dalam lima media sosial paling awal yang ada di dunia. Seperti halnya platform media sosial lainnya, Friendster memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan berbagai orang, baik yang dikenal maupun yang tidak.

Pada masa itu, Friendster dianggap sebagai platform media sosial yang aman untuk berkomunikasi dan melakukan kencan online. Meskipun sering mengalami gangguan teknis, Friendster dianggap sebagai salah satu pelopor media sosial modern seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Dengan jumlah pengguna yang terus bertambah, Friendster kemudian diakuisisi oleh Google dengan nilai saham senilai 30 juta dolar Amerika Serikat.

Bagi mereka yang ingin bernostalgia atau sekadar ingin mencoba, berikut adalah panduan langkah-langkah membuat akun Friendster:

1. Kunjungi situs web Friendster di https://friendster.com/

2. Masukkan alamat email pada kolom yang tersedia dengan label "your e-mail"

3. Klik pada kotak yang bertuliskan "get early access" yang terletak di sebelah kotak "your e-mail"

4. Setelah itu, Anda akan dialihkan ke halaman antrean atau waitlist yang akan memberikan notifikasi melalui email kepada Anda.

Penyebab Ditutup 

Meskipun pernah mencapai 10 juta pengguna, Friendster akhirnya menjual paten platform media sosialnya kepada Facebook pada tahun 2010. Setelah penjualan patennya, Friendster mengalami kemunduran dan tidak mampu memberikan keuntungan yang berarti bagi perusahaan. Pada 14 Juni 2015, Friendster menghentikan operasinya, dan tiga tahun kemudian, semua jejak digitalnya ditutup.

Pada 2003, Friendster mendapat tawaran akuisisi senilai US$30 juta dari Google, namun tawaran itu ditolak. Pada masa kejayaannya, Friendster memiliki lebih dari 100 juta pengguna, terutama di Asia Tenggara. Pada Juni 2008, Friendster mencatat 37,1 juta pengguna aktif bulanan, dengan mayoritas dari Asia, mencapai 33 juta pengguna aktif bulanan.

Namun, pada Juli 2009, setelah mengalami beberapa masalah teknis dan melakukan desain ulang, Friendster mengalami penurunan traffic yang signifikan karena pengguna mulai beralih ke platform media sosial lain seperti Facebook. Setelah itu, Friendster bertransformasi menjadi situs web permainan online. Semua data kenangan pengguna Friendster dihapus pada 31 Mei 2011, dan pada tahun 2015, platform ini benar-benar ditutup.

Penyebab kemunduran Friendster pun menjadi perbincangan. David Garcia, seorang profesor di Swiss Federal Institute of Technology di Zurich, dan rekan-rekannya melakukan "otopsi" digital dengan menggunakan data yang mereka kumpulkan tentang Friendster. Mereka menemukan bahwa ketika biaya dan usaha yang dibutuhkan untuk menjaga keanggotaan di platform melebihi manfaat yang didapat, eksodus pengguna menjadi mungkin terjadi. 

Mereka juga menemukan bahwa struktur jaringan sosial memainkan peran penting dalam kestabilan platform. Jika sebagian besar pengguna memiliki sedikit teman dalam jaringan, maka jaringan tersebut rentan terhadap kehancuran.

Kesimpulannya, penurunan rasio biaya terhadap manfaat menjadi penyebab utama kemunduran Friendster, yang didukung oleh struktur jaringan sosial yang rentan. Temuan ini menjadi indikator peringatan bagi komunitas online lainnya.

Baca Juga: Kominfo Targetkan UU AI di Indonesia Disahkan Sebelum 2026

Baca Juga: Antisipasi Permintaan AI, AWS Siapkan Rp157 T Bangun Dua Data Center