Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di beberapa kesempatan telah menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan industri pusat data di Indonesia. Mereka menekankan bahwa ekosistem digital yang kuat memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempercepat transformasi digital.
Kominfo secara khusus menggarisbawahi bahwa, meskipun kebutuhan data saat ini hanya mencakup 4% dari kapasitas total, masih ada banyak ruang serta potensi yang signifikan untuk pengembangan dalam industri pusat data Indonesia. Sejalan dengan visi ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, tahun lalu menyatakan ambisi Indonesia untuk memimpin Asia Tenggara dalam penyediaan pusat data pada tahun 2030.
Langkah strategis itu memanfaatkan pertumbuhan ekonomi digital yang kuat dan peningkatan permintaan domestik, dengan perkiraan lonjakan ekonomi digital sebesar delapan kali lipat hingga mencapai Rp 4,5 triliun pada tahun 2030. Namun, ekspansi pusat data yang pesat, meskipun menguntungkan secara ekonomi, ternyata juga dapat menimbulkan masalah yang signifikan bagi lingkungan, dengan kontribusi lebih dari 2 persen terhadap emisi gas rumah kaca global.
Menyadari hal itu, baik pemerintah maupun organisasi harus memprioritaskan pembangunan pusat data yang berkelanjutan, selaras dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060. Langkah ini tidak hanya mendukung tujuan lingkungan tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi, mengurangi biaya operasional, serta memajukan tujuan infrastruktur digital Indonesia.
Sejalan dengan hal ini, Princeton Digital Group (PDG) – penyedia pusat data terkemuka di Asia, membagikan beberapa pandangan mengenai lanskap pusat data pada tahun 2024:
1. Berfokus pada teknologi baru untuk mencapai tujuan keberlanjutan pusat data
Dengan terus meningkatnya kesadaran publik terhadap keberlanjutan, penggunaan teknologi baru akan membantu mendorong tujuan keberlanjutan industri. Operator pusat data dapat secara strategis mengoptimalkan konsumsi energi mereka dengan menggunakan berbagai teknologi operasional baru, salah satunya adalah pendingin cair. Namun, dampak nyata dari keberlanjutan bukan hanya sekedar perbaikan sektor operasional saja, melainkan juga pada transformasi radikal pada jaringan energi regional.
Untuk mengatasi masalah berkelanjutan, diperlukan upaya kolektif yang mendorong para pelaku industri, negara, dan pemerintah secara kolaboratif membentuk kembali ekosistem yang lebih ramah lingkungan. Dalam hal ini, PDG memperkirakan akan adanya perubahan besar pada tahun 2024, dimana para pemimpin cloud dan pusat data akan lebih berperan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Kondisi ini melibatkan investasi besar dalam konsep dan teknologi baru yang akan berdampak besar pada industri.
2. AI Generatif dan AI akan mengubah pusat data secara signifikan
AI Generatif sangat membutuhkan komputasi dan penyimpanan yang intensif, sehingga teknologi ini akan meningkatkan permintaan kapasitas pusat data secara signifikan. Seiring dengan upaya industri untuk menghasilkan solusi AI yang termutakhir, lebih tangkas, dan andal, kita akan melihat para operator mengadopsi konsep desain dan arsitektur baru dengan densitas tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus aplikasi AI.
Pendekatan strategis ini bertujuan untuk mengoptimalisasi kapasitas pusat data agar lebih terspesialisasi dan terukur untuk menangani kompleksitas beban kerja AI. Lebih lanjut, industri harus menyadari dampak iklim dan harus mampu mengatasinya saat mengintegrasikan teknologi modern seperti AI Generatif. Dengan terus mendorong penggunaan teknologi maju secara efektif, mereka juga harus menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan, serta menavigasikan jalan menuju masa depan digital yang lebih hemat sumber daya dan berkelanjutan.
“AI Generatif kini sedang mentransformasi tata lanskap pusat data dengan memunculkan permintaan yang belum pernah ada sebelumnya akan infrastruktur yang terukur, berkelanjutan, dan berkinerja tinggi. Sebagai pemain utama, kemampuan kami untuk memenuhi permintaan ini dengan kapasitas AI terdepan menjadi sangat penting, tentunya dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan dari pusat data kami,” kata Frederic Daniel van Husen, Managing Director PDG Indonesia.
Ia kemudian menekankan, “Di PDG, kami berkomitmen untuk dapat mencapai emisi Net Zero pada tahun 2030, dan juga mendukung pemerintah Indonesia dalam target Net Zero mereka.”
Baca Juga: Saingi ChatGPT, Google Bakal Ganti Nama Chatbot AI Bard Jadi Gemini
Baca Juga: Tantang Galaxy AI, Apple Bakal Luncurkan Fitur AI-nya Akhir Tahun Ini