Find Us On Social Media :

Kembangkan Ekosistem AI, Indonesia Berkiblat ke Negara Maju

By Adam Rizal, Rabu, 7 Februari 2024 | 11:00 WIB

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence).

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan Pemerintah Indonesia fokus membangun ekosistem artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan secara nasional dengan menjadikan  menjadikan negara-negara maju sebagai acuan. Indonesia sudah melakukannya di beberapa sektor seperti komunikasi, kesehatan dan pertanian.

“Sejumlah foundation model kita adopsi, bahkan kita juga ikut mengembangkan misalnya Generative AI untuk Natural Language Processing oleh sejumlah startup, juga beberapa pemrosesan data dengan menggunakan AI di bidang marketing. Sudah terlihat juga di sektor kesehatan, pertanian dan beberapa sektor lain yang saya kira terus berkembang dan meluas,” kata Nezar sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta.

Nezar mengatakan ada dua pendekatan untuk mengatur pemanfaatan teknologi AI yang diambil oleh negara-negara maju, yaitu pendekatan secara horizontal dan vertikal. Perbedaan pendekatan tersebut dapat terjadi karena adanya dinamika dari dialog mengenai Tata Kelola AI Global.

“Ada yang mencoba horizontal di mana orientasinya lebih kepada prinsip yang dilakukan dalam pengembangan AI yang diadopsi oleh negara-negara Uni Eropa. Ada juga yang pendekatan vertikal yang langsung kepada sektor-sektor yang dilakukan oleh Amerika dan Cina,” kata Nezar.

Nezar memastikan bahwa Pemerintah Indonesia akan mendukung pengembangan AI di Indonesia. Terutama pada sektor-sektor penting seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, Nezar berpendapat pengembangan AI perlu ditingkatkan mengingat bakal dijadikan acuan di masa mendatang.

"Kementerian Kominfo dalam hal ini mendukung penuh upaya-upaya pengembangan AI yang sudah dilakukan oleh perusahaan startup dan juga sejumlah perusahaan teknologi baik nasional maupun global yang beroperasi di Indonesia," tutupnya.

Tentunya, pengembangan teknologi AI di Indonesia memerlukan dukungan kerja sama dengan negara besar seperti Amerika Serikat. Kerja sama berupa transfer ilmu pengetahuan terkait pemanfaatan AI. 

 "Saya kira ini kesempatan yang baik juga untuk mempertajam, memperkuat, dan mendorong lebih maju lagi transfer pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan AI ini dengan negara-negara besar seperti Amerika," kata Nezar, dikutip Selasa (6/2/2024). 

Sebelumnya, Kalangan Industri dan masyarakat sipil menyambut positif hadirnya Surat Edaran (SE) No.9 /2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. SE  tersebut dinilai telah mengadopsi prinsip global tentang AI yang bertanggung jawab dan menjadi panduan dalam pemanfaatanya di Indonesia. 

Director Government Affairs Microsoft Indonesia dan Brunei Darussalam Ajar Edi mengatakan panduan tersebut turut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terdepan di kawasan Asia Tenggara dalam pengaturan AI oleh pemerintah. 

 “Pengaturan ini penting untuk memastikan pemerintah tetap berada di garda terdepan guna memastikan AI berada dalam kontrol manusia,” kata Edi.

Dia juga mengatakan regulasi ini memastikan pemanfaatan AI akan menjaga keselamatan, keamanan, dan prinsip etika kepentingan publik, di sisi lain mendorong peningkatan inovasi.  Dia meyakini, potensi pemanfaatan AI dan GenAI akan memberikan "leap frog" dalam ekonomi digital bagi Indonesia.  

 "Akselerasi pemanfaatan GenAI, bisa membuat Indonesia menjadi lokomotif ekonomi digital Asean dan jadi katalisator pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif," tegas Ajar yang juga Chair ICT Committee AmCham Indonesia.  

Baca Juga: Aplikasi ChatGPT Meluncur di Apple Vision Pro, Pakai GPT-4 Turbo

 Baca Juga: Tingkatkan Sistem Keamanan Vision Pro, Apple Akuisisi Brighter AI