Find Us On Social Media :

Mirip ChatGPT, ByteDance Kenalkan Chatbot AI Coze Mudahkan Coding

By Adam Rizal, Sabtu, 10 Februari 2024 | 09:00 WIB

Tantang Baidu dan Google, ByteDance Luncurkan Mesin Pencari Toutiao Search

ByteDance mengembangkan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terbaru Coze yang mirip dengan ChatGPT dan menawarkan karakteristik unik. Coze membantu pengguna yang tidak memiliki latar belakang teknis membuat sebuah coding komputer.

Coze pertama kali diperkenalkan di pasar Tiongkok, di mana layanan OpenAI belum mencapai, sebagai sebuah platform pengembangan AI yang mudah diakses. Langkah ini memungkinkan pengguna untuk membuat bot AI dengan cepat, dioptimalkan untuk berbagai keperluan, tanpa perlu memahami kompleksitas pemrograman.

Inisiatif ini tidak hanya tentang menyederhanakan proses, tetapi juga tentang integrasi, karena chatbot yang dipersonalisasi dapat diintegrasikan ke dalam ekosistem ByteDance, termasuk perangkat perusahaan seperti Feishu, serta bahkan aplikasi raksasa WeChat milik Tencent Holdings, yang memiliki lebih dari 1,3 miliar pengguna seperti dikutip Gizmochina.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi ByteDance yang lebih besar dalam merambah ke bidang AI yang juga dipengaruhi oleh keputusan perusahaan untuk menutup platform game dan layanan ensiklopedia kesehatannya. Tindakan ini menandakan fokus yang meningkat pada pengembangan AI, yang semakin dipopulerkan oleh alat AI generatif seperti ChatGPT.

Inti dari semangat AI ByteDance adalah dorongan dari CEO Liang Rubo kepada timnya untuk lebih proaktif dalam merangkul dan berinovasi dengan teknologi baru. Semua ini terjadi di tengah keberhasilan berkelanjutan perusahaan dengan sistem rekomendasi konten berbasis AI, yang mempersonalisasi pengalaman pengguna di platform seperti TikTok dan Jinri Toutiao.

Pakai Teknologi ChatGPT

ByteDance, perusahaan induk TikTok diam-diam menggunakan teknologi OpenAI untuk menciptakan pesaing model bahasa unggulan dari Google AI yaitu LaMDA. The Information melaporkan bahwa ByteDance telah menggandeng OpenAI sejak 2021 untuk mengakses teknologi AI tersebut.

Berkat teknologi OpenAI, ByteDance berhasil mengembangkan model bahasa besar sendiri WuDao 2.0 yang kemampuannya lebih unggul dari LaMDA. Kelebihan WuDao 2.0 termasuk kemampuan untuk menghasilkan teks kreatif seperti puisi, kode, dan skrip. ByteDance ingin memanfaatkan WuDao 2.0 dalam pengembangan berbagai produk dan layanan baru, seperti aplikasi media sosial, mesin pencari, dan asisten virtual. Keputusan ini dianggap sebagai upaya ByteDance untuk bersaing dengan keunggulan Google di ranah kecerdasan buatan.

Google, sebagai pemimpin di bidang AI memiliki LaMDA sebagai model bahasa terdepan. ByteDance, sebagai perusahaan teknologi besar China melakukan investasi besar-besaran di sektor AI lewat WuDao 2.0 sekaligus berpotensi mengancam dominasi Google di ranah ini. Kehadiran WuDao 2.0 membuktikan perusahaan-perusahaan China mampu menciptakan model bahasa besar sebanding dengan teknologi Barat, menambah intensitas persaingan antara ByteDance dan Google di dunia AI yang diprediksi semakin sengit di masa depan.

Baca Juga: Nih! Daftar Fitur Galaxy AI yang Bakal Hadir ke Galaxy S23 Series

 Baca Juga: Fitur AI Google Maps ini Bantu Pengguna Cari Tempat 'Nongkrong' Baru