Raksasa teknologi Google menghentikan sementara fitur pembuat gambar berbasis AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan di aplikasi Gemini AI setelah mengungkapkan bahwa fitur tersebut memiliki masalah "ketidakakuratan" dalam menghasilkan gambar-gambar terkait sejarah.
Mengutip dari laman web CNBC International, para pengguna di media sosial telah mengeluhkan bahwa Gemini AI menghasilkan gambar tokoh-tokoh bersejarah - seperti para founding father (bapak bangsa) Amerika Serikat – dengan warna kulit yang tidak sesuai dan menggambarkannya secara tidak akurat.
Google mengatakan dalam sebuah postingan di X pada hari Rabu (21/02/2024), bahwa fitur AI dapat "menghasilkan berbagai macam orang. Dan itu umumnya merupakan hal yang baik karena orang-orang di seluruh dunia menggunakannya."
Namun dikatakan bahwa fitur di Gemini AI tersebut "meleset dari sasaran di sini (menghasilkan) gambar sejarah)," dan menambahkan bahwa Google "sedang berupaya untuk memperbaiki penggambaran semacam ini dengan segera."
Google memposting pernyataan terbaru pada hari Kamis (22/02/2024), mengatakan bahwa mereka akan menghentikan sementara fitur Gemini AI untuk menghasilkan gambar orang dan akan segera merilis kembali versi yang lebih baik.
“Konteks sejarah memiliki lebih banyak nuansa dan kami akan menyesuaikannya lebih lanjut untuk mengakomodasi hal tersebut,” kata Jack Krawczyk, Direktur Senior Produk Gemini AI di Google.
Fitur penghasil gambar dengan AI diluncurkan Google pada awal Februari melalui Gemini AI, yang sebelumnya bernama Bard.
Gemini AI menghadapi tantangan di saat Google berusaha mengejar ketertinggalannya dari OpenAI yang didukung oleh Microsoft.
Sementara Google menghadapi masalah dengan pembuatan gambar Gemini, OpenAI baru-baru ini telah meluncurkan Sora, model AI generatif barunya yang mampu menghasilkan video berdasarkan teks yang dimasukkan penggunanya.
Baca Juga: Google Bekali 9.000 Mahasiswa dengan Keterampilan AI Lewat Bangkit 2024
Baca Juga: Pemerintah Kaji Penggunaan Teknologi AI di Lembaga Pendidikan