Adobe memperkenalkan fitur terbaru AI Assistant untuk aplikasi Acrobat Reader di situs web resmi mereka. Fitur itu merupakan chatbot yang dirancang untuk membantu pengguna dalam membuat atau mengedit dokumen.
Salah satu fitur menarik dari AI Assistant adalah kemampuan pengguna untuk mengajukan pertanyaan seputar isi dokumen kepada chatbot. Kemudian, chatbot AI itu akan memberikan jawaban berdasarkan konteks dokumen yang sedang dibuka.
Selain itu, ada juga fitur Generative Summary yang memungkinkan AI untuk merangkum kesimpulan dari dokumen yang dibuka. Fitur-fitur AI Assistant dapat digunakan dengan berbagai format file umum seperti PDF, dokumen, dan presentasi.
Namun, untuk mengakses AI Assistant, pengguna Acrobat Reader akan dikenakan biaya tambahan mulai dari USD12.99 atau sekitar Rp 200 ribu. Saat ini, fitur AI ini masih dalam tahap beta, dan Adobe belum memberikan tanggal pasti untuk peluncuran fitur ini. Adobe memastikan fitur AI Assistant itu akan segera tersedia dalam beberapa minggu ke depan.
Labeli Konten AI
Adobe Firefly
Adobe dan perusahaan lain sedang mengembangkan sebuah label notifikasi yang bisa disematkan pada konten sekaligus mengungkap asal-usulnya termasuk apakah konten itu buatan artificial intelligence (AI). Adobe menyebut label itu sebagai "ikon transparansi" yang akan hadir di software pengeditan foto dan video Adobe seperti Photoshop atau Premiere dan Bing Image Generator dari Microsoft.
Nantinya, Adobe akan memasukkan label itu ke dalam metadata gambar, video, dan PDF untuk menginformasikan siapa pemilik dan pencipta konten tersebut. Ketika pengguna melihat gambar secara online, maka pengguna dapat mengarahkan kursor ke simbol ini dan akan muncul menu yang berisi informasi tentang kepemilikan.
Adobe mengembangkan label ini sebagai bagian dari Koalisi untuk Asal Usul dan Keaslian Konten (C2PA) yang bertujuan mengembangkan standar teknis untuk mengesahkan sumber dan asal-usul konten. C2PA juga melibatkan perusahaan lain seperti Arm, Intel, Microsoft, dan Truepic, yang memiliki hak cipta atas simbol ini.
Andy Parsons (Direktur Senior Inisiatif Keaslian Konten Adobe) mengatakan cara ini melibatkan berbagai organisasi dalam mencapai kesepakatan dalam penggunaan simbol ini."Label ini akan memberitahu pengguna tentang asal-usul konten media tersebut dan menciptakan lebih banyak transparansi dalam cara konten tersebut dibuat," katanya.
Meskipun simbol ini terlihat dalam gambar, informasi dan simbol tersebut juga tertanam dalam metadata sehingga tidak dapat dihapus menggunakan Photoshop. Adobe mengatakan bahwa perusahaan lain dalam C2PA akan mulai mengadopsi simbol ini dalam beberapa bulan mendatang.
Sebagai contoh, Microsoft akan segera mengganti watermark digital yang digunakan dalam kontennya dengan ikon yang baru. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan simbol ini bersifat opsional. Adobe pertama kali mengumumkan fitur "Content Credentials" pada 2021 dan telah membuatnya tersedia dalam versi beta Photoshop tahun lalu.
Fitur ini juga telah diintegrasikan dalam model seni AI generatif perusahaan yang disebut Firefly, dan secara otomatis ditambahkan ke karya seni yang dibuat dengan Firefly. Peningkatan konten yang dihasilkan oleh AI telah memperkuat fokus pada metode standar untuk menunjukkan keaslian.
Terutama, keprihatinan terkait gambar dan video deepfake telah mendorong upaya politisi dan regulator untuk mengatur penggunaan konten yang menyesatkan yang dihasilkan oleh AI dalam kampanye iklan. Beberapa perusahaan teknologi, termasuk Adobe, telah menandatangani kesepakatan dengan Gedung Putih AS untuk mengembangkan sistem watermarking guna mengidentifikasi data yang dihasilkan oleh AI. Google juga telah memperkenalkan penanda konten sendiri yang disebut SynthID untuk mengidentifikasi konten yang dihasilkan oleh AI dalam metadata.
Baca Juga: NVIDIA Raup 'Cuan' Banyak Berkat Laris Manisnya Jualan Chip AI
Baca Juga: Laptop Acer Ryzen Terbaru ini Punya Tombol Khusus Aktifkan AI Copilot