Find Us On Social Media :

Teknologi AGI Diprediksi Hadir 2027, Lebih Pintar dari Otak Manusia

By Adam Rizal, Minggu, 10 Maret 2024 | 11:00 WIB

Artificial General Intelligence (AGI)

Para ahli memperkirakan teknologi artificial general intelligence (AGI) diprediksi bakal hadir pada 2027, lebih cepat dari perkiraan analis sebelumnya. AGI sendiri adalah evolusi dari teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang jauh lebih pintar dari otak manusia.

Prediksi itu diungkapkan oleh Ben Goertzel, seorang ilmuwan komputer dan CEO SingularityNET dalam pidato penutupan Beneficial AGI Summit 2024 di Panama City. Ben sendiri dikenal sebagai "Bapak AGI" yang berperan mempopulerkan istilah Artificial General Intelligence (AGI) sejak awal tahun 2000-an.

Ben mengungkapkan saat ini kebanyakan sistem AI masih berada pada tingkat "Narrow AI" hanya unggul dalam satu bidang tertentu. Meskipun AI Narrow telah mengalami perkembangan, AI masih kesulitan dalam memahami konteks dan berpikir seperti manusia. Namun, perkembangan teknologi AI yang sangat masif dan membuat kehadiran AGI lebih cepat dari prediksi sebelumnyak

"Namun, perkembangan penelitian AI saat ini sangat cepat dan AGI memiliki potensi untuk menyaingi kemampuan manusia dalam beberapa bidang," katanya.

Ben menamakan konsep pembuatan 'super AI' ini sebagai hipotesis singularitas, dan memperkirakan bahwa AGI pertama mungkin akan dibangun pada tahun 2029 atau 2030, bahkan mungkin lebih cepat, yakni pada tahun 2027. 

Meskipun belum ada kepastian mengenai waktu yang tepat untuk mencapai AGI setara manusia, perkembangan dalam pemodelan komputer dan peningkatan dalam sistem AI memberikan harapan akan pencapaian tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

"Tampaknya masuk akal, kita bisa mencapai AGI tingkat manusia dalam, katakanlah, tiga hingga delapan tahun ke depan," imbuhnya seperti dikutip Live Science. 

Ben menyebut tiga bukti yang mendukung hipotesisnya, termasuk pemodelan oleh Ray Kurzweil dalam buku "The Singularity is Near", perbaikan pada model bahasa besar (LLM), dan upaya pembangunan infrastruktur AI seperti OpenCog Hyperon.

Hipotesis singularitas ini menyoroti pentingnya pengembangan sistem AI yang terdistribusi secara luas, mencakup berbagai aspek kognisi manusia, dari pembuatan konten hingga penalaran.

Baca Juga: Tingkatkan Sistem Pertahanan IKN, BRIN Bakal Libatkan Teknologi AI

 Baca Juga: Kominfo Dorong Perusahaan Telko Pakai Teknologi AI dengan Etika