Jangan anggap sepele emoji. Menurut Art of Emoji Report dari CleverTap, notifikasi beremoji ternyata mendorong orang untuk mengeklik 12% lebih besar ketimbang notifikasi tanpa emoji.
Laporan ini juga menemukan bahwa 60% push notification yang dikirimkan di seluruh dunia mengandung emoji. Tren ini merefleksikan semakin banyaknya brand yang mendapati besarnya nilai dari emoji. CleverTap menyimpulkan banyak brand memandang emoji sebagai tool yang persuasif dan bisa diakses untuk membangun hubungan yang lebih kuat denga pelanggan.
Emojipedia Annual Report 2023 juga mencatat adanya lonjakan yang signifikan sebesar 77% year-on-year dalam penggunaan emoji di seluruh dunia. Hal ini memperlihatkan perkembangan pesat emoji yang bahkan sudah “mendarah daging” dalam komunikasi modern dan membantu menyampaikan banyak hal yang tidak bisa disampaikan melalui teks.
Namun di sisi lain, CleverTap mendapati bahwa perusahaan-perusahaan eCommerce, terlepas di kawasan mana perusahaan ini berada, baru menggunakan 20% emoji yang punya performa terbaik. Sementara di beberapa kawasan, hingga 30% emoji yang paling sering digunakan malah tidak memiliki performa terbaik.
Berdasarkan analisisi CleverTap terhadap 10 miliar data point dari 40 juta push notification yang dikirim oleh platform eCommerce di seluruh dunia, inilah contoh emoji yang paling banyak digunakan, emoji yang punya performa paling baik, dan emoji yang wajib dihindari di beberapa negara.
“Emoji adalah tools ampuh yang bisa digunakan oleh marketer manapun, yang mana saat digunakan dengan baik, emoji secara instan akan membuat pesan terasa hidup. Namun, sama seperti komunikasi personal, menggunakan emoji secara serampangan akan membingungkan penerima,” ujar Joe Maulana Harahap, Country Manager Indonesia, CleverTap.
Joe menyarankan para marketer bereksperimen dengan berbagai emoji untuk menemukan emoji mana yang paling efektif untuk target audiensnya dan menggunakan emoji ketika konteksnya relevan. “Ingat bahwa Anda ingin menjaga agar segala sesuatunya tetap fresh, selalu relate, dan yang terpenting, peka terhadap budaya yang ada ketika Anda harus menggunakan tools persuasif semacam itu di dalam marketing toolbox Anda,” lanjutnya.
Berbicara mengenai masa depan emoji dalam customer engagement, Joe memperkirakan brand-bran akan mampu mempersonalisasi pengalaman dengan emoji-emoji yang paling efektif. “Pada akhirnya, emoji akan disesuaikan secara dinamis berdasarkan sentimen dan konteks pembicaraan, sehingga meningkatkan kedalaman emosi dalam komunikasi,” ucapnya.
Ia juga memprediksi akan semakin banyak integrasi emoji dengan AR/VR, seperti Apple Animojis sehingga pelanggan dapat mengekspresikan diri dengan lebih jelas di lingkungan yang imersif.
Baca juga: Ecommerce dengan Personalisasi Real-Time Raih Pembelian Lebih Banyak