Siapa yang tidak mengenal salah satu orang terkaya di dunia Bill Gates. Pendiri Microsoft yang memiliki total kekayaan USD130 miliar atau Rp2000 triliun itu menaruh sebagian besar uangnya ke saham perusahaan yang fokus mengembangkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Bill Gates sadar AI akan memegang peranan penting di masa depan dan setiap inovasinya akan memberikan keuntungan ke dalam bisnis
Saat ini Gates mengelola kekayaannya melalui Gates Foundation Trust, dimana hampir 35 persen dari portofolio sahamnya ditaruh ke dua saham yang memiliki keterkaitan dengan AI. Pertama, saham Microsoft, yang hampir 34 persen dari portofolio Gates Foundation Trust dipegang dalam saham ini. Gates, sebagai pendiri Microsoft, telah memberikan kontribusi besar terhadap kesuksesan perusahaan ini, terutama dalam inisiatif AI seperti pengembangan model bahasa GPT-4 OpenAI.
Kedua, saham Schrödinger (SDGR), meskipun hanya menyumbang kurang dari 0,6 persen dari portofolio. Meskipun bukan perusahaan AI secara eksplisit, Schrödinger fokus pada pengembangan obat-obatan dengan bantuan pembelajaran mesin atau machine learning.
Analis Wall Street merekomendasikan Microsoft sebagai perusahaan dengan fundamental yang kuat, dengan potensi kenaikan harga saham hingga 7 persen dalam waktu dekat. Microsoft memiliki multiple pendapatan yang tinggi. Sedangkan, Schrödinger masih dalam tahap pengembangan dan mungkin memerlukan perhatian lebih lanjut terkait kinerjanya.
Prediksi AI
Bill Gates mengungkapkan prediksinya tentang kiprah teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pada tahun depan. Gates melihat inovasi AI, penanganan kekurangan gizi pada bayi, kemajuan dalam mengatasi perubahan iklim, dan pengaruh pada pemilu global akan semakin masif pada tahun depan. Berikut prediksi Gates tentang peran AI di sektor pendidikan, kesehatan dan tempat kerja seperti dilansir The Sattle Times:
Gates memproyeksikan kemajuan AI dalam kesehatan global dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, membantu dalam memerangi penyakit kebal antibiotik, mendukung penutur bahasa non-Inggris mengatasi kehamilan berisiko tinggi, dan membuat informasi medis lebih mudah diakses.
"AI akan mempercepat laju penemuan baru dengan kecepatan yang belum pernah kita lihat sebelumnya," tulis Gates.
Pada bidang pendidikan, Gates memperkirakan bahwa AI akan mengubah cara belajar dalam waktu 18-24 bulan di negara berpenghasilan tinggi dan tiga tahun di tempat lain. Dia melihat AI dapat menyesuaikan konten dengan gaya belajar siswa dan mencatat kemajuan alat pendidikan AI seperti Khanmigo dan MATHia.
Gates juga membahas peran AI di tempat kerja, mengungkap bahwa 2023 adalah tahun pertama di mana ia secara serius menggunakan AI di tempat kerja. Dia melihat perkembangan pemahaman yang lebih baik tentang pekerjaan yang dapat dilakukan oleh AI dan peran AI sebagai kopilot di dunia kerja. Beberapa perusahaan telah mengembangkan alat AI internal untuk meningkatkan produktivitas karyawan, sementara yang lain mendorong penggunaan teknologi yang tersedia secara publik.
Gates menilai inovasi teknologi AI saat ini belum cukup canggih untuk menggantikan peran manusia di lapangan pekerjaan. Namun, ia menilai manusia harus berbenah dan meningkatkan kemampuan dan skil nya untuk bersaing.
"Jangan salahkan AI!. Kita tidak bisa menolak perkembangan teknologi. Kita harus beradaptasi," ujarnya.
Baca Juga: Wow! Teknologi AI Google Bisa Prediksi Banjir Seminggu Sebelumnya
Baca Juga: Apa itu Genie?, Model AI Google yang Membuat Game dari Gambar dan Teks