Arab Saudi dan perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz (a16z) akan menyuntikkan dana investasi sebesar USD40 miliar atau Rp628 triliun untuk mendorong perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, mengikuti tren teknologi AI yang semakin berkembang di wilayah Timur Tengah.
Investasi itu merupakan bagian dari strategi Arab Saudi untuk memainkan peran dominan di pasar AI yang tengah berkembang dan memimpin pengembangan AI di kawasan Timur Tengah. Perwakilan dari Dana Investasi Publik Arab Saudi telah aktif berdiskusi dengan beberapa perusahaan modal ventura, termasuk a16z, dalam beberapa pekan terakhir.
Meskipun rencana ini masih bisa berubah, dana investasi tersebut akan memperkuat posisi Arab Saudi sebagai investor terbesar di dunia di bidang AI. Diskusi telah berlangsung mengenai peran a16z dan penggunaan dana tersebut oleh Arab Saudi. Keterlibatan a16z dalam pengembangan AI di Arab Saudi tidak terjadi secara kebetulan, karena telah terjalin kerja sama sejak proyek Neom pada tahun 2017. Ben Horowitz, salah satu pendiri a16z, memiliki hubungan dekat dengan Gubernur Dana Investasi Publik, Yasir Al-Rumayyan.
Kucuran dana investasi itu kemungkinan akan dimulai pada paruh kedua tahun ini, dengan rencana pendirian kantor di Riyadh. Namun, rincian lebih lanjut mengenai pengembangan AI dan strategi pelaksanaannya masih belum diungkap. Andreessen Horowitz dikenal aktif dalam mengembangkan ekosistem AI dan telah mendukung beberapa proyek terkemuka dalam bidang tersebut.
Bangun Pusat Riset AI
Pemerintah Arab Saudi baru-baru ini meluncurkan Pusat Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan untuk Media dalam upaya untuk mengintegrasikan teknologi AI dengan sektor media. Arab Saudi memperkirakan perkembangan AI sangat pesat di masa depan dan akan mendorong aplikasinya yang luas dalam industri media.
Menteri Media Arab Saudi Salman bin Yousef Al-Dosari bersama Presiden Otoritas Data dan AI Arab Saudi Abdullah bin Sharaf Alghamdi meluncurkan pusat AI dalam pembukaan Forum Media Arab Saudi (Saudi Media Forum).
"Industri media Arab Saudi menyumbang 3,87 miliar dolar Amerika untuk PDB negara kerajaan itu pada 2023," kata Salman bin Yousef Al-Dosari dalam forum tersebut.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Arab Saudi memperkuat posisinya di regional sebagai pemimpin dalam bidang data dan AI sesuai dengan Visi 2030 Kerajaan. Salah satu inisiatif yang diluncurkan adalah aplikasi obrolan AI bernama Allam, yang memanfaatkan ratusan juta dokumen dalam bahasa Arab dan Inggris untuk memberikan jawaban dalam bentuk teks atau audio, serta membantu memulihkan foto-foto lama dan merangkum dokumen.
Selain itu, peluncuran pusat AI juga bertujuan untuk meningkatkan investasi dalam sektor AI, dengan harapan membuka lapangan kerja baru yang mencapai 67 ribu pada tahun 2024.
"Investasi sektor industri AI ini akan membuka 67 ribu lapangan kerja pada 2024," ujarnya seperti dikutip Arab News.
Pada 2023, lapangan kerja yang terbuka di sektor AI berjumlah 56 ribu. Pada 16 Mei 2023, Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Arab Saudi, bekerja sama dengan perusahaan teknologi global Nvidia, meresmikan Pusat Keunggulan untuk Kecerdasan Buatan Generatif.
Robot Cantik AI
Saat ini negara di dunia berlomba-lomba mengembangkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Arab Saudi pun tidak mau ketinggalan dalam pengembangan AI dengan memperkenalkan robot AI canggih bernama Sara.
Robot Sara dikembangkan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berbagai sektor, dan untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia. Robot canggih yang merupakan buatan Saudi Digital dan QSS (Quality Support Solutions) Company itu hadir dalam konferensi teknologi LEAP 2023 yang digelar di Riyadh. Sara memiliki kemampuan beberapa bahasa, menerima perintah, menjawab pertanyaan, hingga berinteraksi.
Tak hanya itu, robot Sara juga mampu bergerak dan merespons emosi serta menggerakkan anggota tubuhnya dengan cukup leluasa, seperti pada bagian tangan dan leher. Awalnya, Saudi Digital dan QSS membuat struktur tulang atau kerangka robot selama 3 dimensi (3D) dan melakukan pemodelan kepala secara 3D yang dibantu dengan perangkat lunak dan bantuan komputer. Setelah itu, dilakukan proses pengeditan atau rendering.
Melansir laman QSS, representasi visual robot dilakukan dengan melakukan simulasi cahaya dan bayangan pada model 3 dimensinya. Kemudian, patung kepala dan bagian tubuh dibuat dengan teknik pemodelan. Terakhir, seluruh komponen fisik robot disatukan sehingga terbentuk tubuh robot secara utuh.
"Kami benar-benar memperhatikan segala detailnya, termasuk pada bagian wajah seperti alis, hidung, dan bentuk bibir," ujar QSS.
Sara tampil dengan menggunakan hijab dan gamis berwarna hitam. Percakapan dengan Sara akan dimulai saat seseorang menyapanya dengan kalimat, “Halo, Sara.” Robot canggih itu akan segera menganalisis kalimat dan memberikan jawaban sesuai.
Dengan kemampuan AI yang tinggi, Sara dapat memahami bahasa manusia dengan akurasi tinggi dan dapat berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda. Sara juga memiliki kemampuan untuk belajar dan memperbaiki dirinya sendiri seiring waktu, membuatnya semakin canggih dan efisien dalam melakukan tugas-tugasnya. Uniknya, Sara mampu membaca berbagai dialek bahasa yang berbeda.
Sara juga memiliki berbagai sensor dan teknologi canggih lainnya, seperti kamera dan lidar, yang memungkinkannya untuk melakukan navigasi dengan akurasi tinggi dan menghindari rintangan dengan mudah. Dengan kemampuan ini, Sara dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pengiriman barang, manufaktur, dan bahkan pelayanan kesehatan.
Jurnalis Al Watan, Saud Hafiz, sempat melakukan wawancara dengan Sara. Ia pun membagikan pengalamannya itu langsung di laman Twitter pribadinya. Dalam video yang diunggahnya, terlihat Sara bisa dengan lancar menjawab pertanyaan, lengkap dengan gestur tangan dan kedipan mata yang sangat mirip dengan manusia pada umumnya.
Dengan teknologi yang semakin maju, robot-robot seperti Sara dipercaya akan menjadi solusi masa depan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan mempercepat kemajuan teknologi.
Baca Juga: Wow! Teknologi AI Google Bisa Prediksi Banjir Seminggu Sebelumnya
Baca Juga: Saingi Singapura, Industri Pusat Data Indonesia Harus Berani Go Global