Find Us On Social Media :

Bukan Indonesia, Ini Alasan Vietnam Bakal Pimpin Industri AI di ASEAN

By Adam Rizal, Selasa, 26 Maret 2024 | 10:00 WIB

Artificial Intelligence (AI)

META melihat Vietnam memiliki potensi besar dan prospek cerah dalam pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Asia Tenggara. Direktur Kebijakan Publik Meta Group untuk Asia Tenggara Rafael Frankel menyoroti transformasi pertumbuhan ekonomi Vietnam yang mengesankan dalam dua dekade terakhir, didorong oleh semangat masyarakat dan kebijakan pemerintah yang inklusif.

"Kebijakan pemerintahan Vietnam sangat terbuka untuk menarik investasi global dan berkerja sama dengan perusahaan teknologi," katanya.

Meta berkomitmen mendukung perusahaan-perusahaan Vietnam dalam mengadopsi dan mengembangkan teknologi AI dan semikonduktor, sambil mendorong pemerintah Vietnam untuk tetap menjadi tujuan menarik bagi investor dan perusahaan teknologi internasional. 

Trn Huy ông, Wakil Menteri Perencanaan dan Investasi Vietnam, menyoroti upaya proaktif negaranya dalam mengejar kemajuan global dalam AI, termasuk inisiatif strategis seperti penerapan strategi AI nasional hingga 2030. Beberapa perusahaan Vietnam, termasuk FPT, Viettel AI, VNPT AI dan VIN AI, disebutnya sangat terlibat dalam penelitian dan penerapan AI. 

"Kami memiliki strategi AI nasional hingga 2030 dan akan mendorong Vietnam ke posisi ke-55 dalam indeks kesiapan AI pada 2022," ujarnya seperti dilansir Antara.

Dalam langkah mendukung perkembangan ini, Meta berencana untuk memperkenalkan produk dan layanan AI di Vietnam dan wilayah Asia Pasifik pada tahun 2024, termasuk melalui platform-platform seperti WhatsApp, Messenger, dan Instagram, dengan harapan dapat memberikan dorongan bagi usaha kecil dan menengah di Vietnam untuk berinovasi dan berkembang.

Dilirik NVIDIA

Ilustrasi NVIDIA.

Perusahaan teknologi NVIDIA berencana untuk mendirikan sebuah pusat baru di Vietnam untuk mengembangkan industri semikonduktor di negara tersebut.

Dalam kunjungan pertamanya ke negara Asia Tenggara tersebut, CEO NVIDIA, Jensen Huang, mengatakan bahwa perusahaannya memandang Vietnam sebagai rumah dan menegaskan rencananya untuk mendirikan pusat riset dan produksi di negara tersebut.

"Pusat riset ini akan menjadi tempat untuk menarik talenta-talenta dari seluruh dunia untuk berkontribusi dalam pengembangan ekosistem semikonduktor dan digitalisasi di Vietnam," demikian pernyataan pemerintah Vietnam yang mengutip pernyataan Huang setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh.

NVIDIA, yang telah menginvestasikan dana sebesar $250 juta di Vietnam, akan mendiskusikan kesepakatan kerja sama di bidang semikonduktor dengan perusahaan-perusahaan teknologi Vietnam dan pihak berwenang dalam sebuah pertemuan pada hari Senin (11/12/2023), sebagaimana dikutip dari Reuters.

Vietnam, yang merupakan rumah bagi pabrik-pabrik perakitan chip besar termasuk pabrik terbesar Intel di dunia, sedang mencoba untuk berekspansi ke dalam perancangan chip dan mungkin pembuatan chip karena ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China menciptakan peluang bagi Vietnam di industri ini.

Para perusahaan pembuat chip dikabarkan telah bermitra dengan perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka di Vietnam untuk menggunakan teknologi AI (artificial intelligence) di industri cloud, otomotif, dan kesehatan, berdasarkan sebuah dokumen yang diterbitkan oleh White House pada bulan September lalu menunjukkan bahwa Washington telah meningkatkan hubungan diplomatik dengan Vietnam.

Baca Juga: Saham Perusahaan yang Kembangkan AI Jadi Incaran Bill Gates

 Baca Juga: AI Mengubah Masa Depan Industri Desain Lebih Baik Penuh Kreativitas